Miris, Atap Sekolah Dasar di Ponorogo Nyaris Ambrol Gara-Gara Rayap

Sebulan ini, 20 siswa kelas 3 SDN 3 Balong, Ponorogo harus diungsikan dan belajar di ruang kesenian karena atap ruang kelas 3 sekolah tersebut rapuh dimakan rayap dan nyaris ambrol.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Nov 2019, 10:09 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2019, 10:09 WIB
Kondisi Bangunan Sekolah di Muara Gembong usai Banjir Rob
Kondisi atap di SDN 04 Pantai Bahagia, Muara Gembong, Jawa Barat, Jumat (9/6). Kondisi bangunan yang memperihatinkan tersebut sangat rawan untuk keselamatan peserta didik. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Sebulan ini, 20 siswa kelas 3 SDN 3 Balong, Ponorogo harus diungsikan dan belajar di ruang kesenian karena atap ruang kelas 3 sekolah tersebut rapuh dimakan rayap dan nyaris ambrol.

Kini, ruang kelas 3 itu digunakan untuk menyimpan alat-alat kesenian seperti gamelan. Pihak sekolah memasang beberapa bambu untuk menyangga plafon.

"Sudah sebulan seperti ini. Sejak September lalu siswa kelas 3 kami berpindah ke ruang kesenian," kata Kepala SDN 3 Balong, Kariminanto, Kamis (7/11/2019).

Dia mengatakan rapuhnya atap itu terlihat pada September lalu. Saat pihaknya mencoba mengintip dalam plafon, terlihat banyak kayu yang sudah keropos.

"Baru kami mencoba melobangi. Kami jebol plafonnya untuk melihat kondisi di dalam. Ternyata ada kayu yang keropos," jelasnya.

Menurutnya, saat melihat itu, pihak sekolah memindahkan siswa kelas 3 ke ruang perpustakaan. Namun karena tidak cukup, akhirnya ruang kesenian yang dipilih.

Terakhir Renovasi Atap Tahun 1998

Kariminanto mengaku dia baru menahkodai SDN 3 Balong tiga tahun terakhir. Namun dari informasi yang dirinya dapat, atap sekolah terakhir diperbaiki pada tahun 1998 atau 1999.

"Dulu katanya bangunannya atap asbes, diganti dengan kerangka kayu. Untuk kuda-kuda belum pernah diperbaiki," urainya.

Menurutnya, yang diperbaiki terakhir adalah bagian genting dan lantai. Itu terjadi pada 2015. Sehingga bangunan di SDN 3 Balong selalu terlihat bagus.

"Nah, yang ketahuan rapuh baru satu kelas. Untuk lainnya masih belum tahu. Kan rayap tidak ada yang tahu," paparnya.

Dia menjelaskan sudah melaporkan pertengahan September lalu. "Katanya akan ditindaklanjuti, " tegasnya.

Dia berharap, segera ada tindaklanjut dari pihak Dindik Ponorogo. "Harapannya ya seperti ini, terlihat seperti itu. Mengharap segera ada tindakan dari dinas terkait," pungkasnya.

 

Reporter: Erwin Yohanes

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya