Profil Rohana Kudus, Perempuan Peraih Gelar Pahlawan Nasional dari Tanah Minang

Rohana Kudus yang merupakan salah satu pelopor pers Indonesia layak menjadi pahlawan nasional dari Kabupaten Agam.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 08 Nov 2019, 15:32 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2019, 15:32 WIB
Wartawan Perempuan Roehana Koeddoes
Wartawan Perempuan Roehana Koeddoes. (Liputan6.com/sumbarprov.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Rohana Kudus menjadi salah satu orang yang akan dianugerahi gelar pahlawan nasional. Pada hari ini, Jumat (8/11/2019), Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada enam tokoh di Istana Negara, Jakarta.

Keenam tokoh tersebut dinilai sangat berjasa bagi Indonesia. Menurut Wakil Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan Negara Jimly Asshiddiqie, Rohana Kudus menjadi salah satunya.

Lalu, siapakah Rohana Kudus?

Rupanya, nama Rohana Kudus sudah lama harum di Sumatera Barat. Ia merupakan jurnalis perempuan pertama di Indonesia.

Sejak 2018, Pemerintah Sumatera Barat sudah mengajukannya sebagai pahlawan nasional dari Sumatera Barat, namun belum membuahkan hasil. Barulah pada tahun ini gelar tersebut akhirnya diberikan.

Menurut sejarawan dari Universitas Andalas (Unand) Padang Prof Gusti Asna, Rohana Kudus yang merupakan salah satu pelopor pers Indonesia layak menjadi pahlawan nasional dari Kabupaten Agam.

"Mengingat jasanya yang besar bagi negara ini seperti salah satunya pendiri sekolah untuk perempuan, beliau layak dijadikan pahlawan nasional," kata Gusti.

Dia menyebut, cukup banyak jasa-jasa yang dihasilkan oleh Rohana Kudus. Di antaranya mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Kotogadang pada 1911.

Sekolah yang mendidik keahlian anak-anak perempuan ini merupakan tindak lanjut dari dideklarasikannya perkumpulan perempuan Kerajinan Amai Setia pada 11 Februari 1911 yang dipimpin Rohana Kudus.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Terjun ke Jurnalistik

Kisah 4 Jurnalis Tewas Tragis saat Tugas
Ilustrasi jurnalis. (Dreamstimes)

Gusti menjelaskan, perempuan yang lahir di Koto Gadang, Kecamatan Ampekkoto pada 20 Desember 1884 itu hidup pada zaman yang sama dengan Kartini. Saat itu, kata dia, akses perempuan untuk mendapat pendidikan yang baik sangat dibatasi.

"Saat Belanda meningkatkan tekanan dan serangannya terhadap kaum pribumi, Rohana bahkan turut membantu pergerakan politik dengan tulisannya yang membakar semangat juang para pemuda," ucapnya.

Kemudian, lanjut Gusti, kiprah Rohana di dunia jurnalistik dimulai dari surat kabar Poetri Hindia pada 1908 di Batavia. Koran ini dianggap sebagai koran perempuan pertama di Indonesia.

"Rohana dinilai sebagai perempuan Indonesia pertama yang secara sadar memerankan dirinya sebagai seorang jurnalis. Dia bersedia meliput berita sekaligus menulis untuk kemudian dikirimkan ke media massa," papar Gusti.

 


Punya Surat Kabar

Rekor surat kabar Sergio Bodini
Rekor surat kabar Sergio Bodini (Sumber: Guinness World Records)

Sebelum mendirikan surat kabar Soenting Melajoe, Rohana berkiprah di surat kabar Oetoesan Melajoe yang sudah terbit sejak 1911.

Pengalamannya mendapat apresiasi dari Datoek Soetan Maharadja alias DSM, pemilik Oetoesan Melajoe yang kemudian mendukung Rohana menerbitkan Soenting Melajoe pada 10 Juli 1912.

Gusti menyebut, Rohana adalah pendiri surat kabar perempuan pertama di Indonesia.

"Bahkan saat ini masyarakat Sumatera Barat sudah menganggap Rohana Kudus sebagai pahlawan, sehingga beliau memang pantas jadi pahlawan nasional," tuturnya.

"Saya pribadi juga berharap sekali ini bisa terwujud, karena jasanya besar terutama bagi kemajuan pers dan pendidikan negara ini," pungkas Gusti.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya