Menristek: Kita Tidak Boleh Menjadi Bangsa Peniru Terus Menerus

Menristek mengatakan, dibutuhkan strategi untuk meningkatkan status Indonesia agar bisa bersaing dengan negara lain.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Nov 2019, 18:14 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2019, 18:14 WIB
37 Perusahaan Raih Penghargaan Indonesia BusinessNews Award 2019
Menristek dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro memberi sambutan pada acara Indonesia BusinessNews Award 2019 di Jakarta, Rabu (6/11/2019). PT Surya Citra Media Tbk meraih The Best Innovation and Business Transformation in Multimedia Industry 2019. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) /Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia perlu melakukan strategi imitasi atau meniru berbagai teknologi dan inovasi yang dihasilkan oleh negara maju seperti yang pernah dilakukan Korea Selatan.

"Tidak ada salahnya kita meniru atau mengadaptasi model Korea Selatan yang disebut sebagai From Imitation to Innovation atau dari imitasi ke inovasi," kata Menristek Bambang saat menyampaikan orasi ilmiah di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Minggu (10/11/2019).

Strategi tersebut telah lebih dulu dilakukan Korea Selatan sehingga kini mampu menjadi salah satu negara maju di Asia yang bisa bersaing dengan negara maju lainnya di dunia.

Padahal pada 1950-an Korea Selatan termasuk salah satu negara termiskin di Asia bersama Indonesia. Namun, hanya butuh sekitar 40 tahun Korea Selatan dapat menjadi negara maju.

"Artinya kita masih tertinggal dengan Korea Selatan dan dibutuhkan strategi untuk meningkatkan status Indonesia agar bisa bersaing dengan negara lain," katanya seperti dikutip dari Antara.

Secara umum, kemajuan suatu negara dapat dilakukan dengan menggencarkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi. Oleh karena itu, Indonesia dianggap butuh menerapkan strategi From Imitation to Innovation jika ingin maju.

Hanya saja, lanjut dia, setelah meniru kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi negara maju, Indonesia harus terus berkembang dan belajar sehingga tidak berhenti di tahap itu saja.

"Kita tidak boleh menjadi peniru atau mengimitasi terus menerus tapi harus berubah menjadi inovator," ujar Menristek.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Perkembangan Teknologi

37 Perusahaan Raih Penghargaan Indonesia BusinessNews Award 2019
Menristek dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro memberi sambutan pada acara Indonesia BusinessNews Award 2019 di Jakarta, Rabu (6/11/2019). Sebanyak 37 perusahaan meraih penghargaan Indonesia BusinessNews Award 2019. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Selain itu, perkembangan teknologi yang begitu cepat mengakibatkan pula perubahan dalam berbagai aspek, termasuk industri yang berkembang saat ini dan di masa datang adalah industri 4.0.

Teknologi-teknologi yang akan banyak berkembang dalam industri 4.0 antara lain "Artificial Intelligent" atau kecerdasan buatan, "Internet of Things" atau internet untuk segala, "Augmented Reality/Wearable" atau realitas berimbuh, "Advanced Robotic" atau robot tingkat lanjut dan "3D Printing" atau percetakan 3D.

Revolusi Industri 4.0 ini memungkinkan perkembangan ekonomi baru yang berbasis digital sekaligus melahirkan perubahan atau inovasi disruptif.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya