Liputan6.com, Jakarta - Bupati Majalengka Karna Sobahi angkat bicara, mengenai kasus penggunaan senjata api yang diduga melibatkan anak keduanya yang berinisial INA.
Politikus PDI Perjuangan itu mengaku menyerahkan semua proses hukum kepada pihak kepolisian.
Dia membenarkan bahwa INA adalah anaknya yang menjabat sebagai Kabag Ekonomi dan Pembangunan di Pemkab Majalengka. Sebagai pejabat publik, dia tidak akan melakukan intervensi mengenai kasus hukum yang diduga melibatkan anaknya.
Advertisement
"Sebagai keluarga (ayah), saya akan menghormati dan mengikuti proses hukum. Sebagai warga negara yang taat asas, akan selalu siap mengikuti dan menghargai proses hukum," kata Karna melalui pesan singkat, Selasa (12/11/2019).
Meski begitu, dia memastikan tim kuasa hukum dari anaknya sedang mengupayakan pengumpulan informasi dan kronologis mengenai penembakan yang terjadi pada Minggu, 10 November 2019 lalu.
"Saat ini tim penasihat hukum Irfan sedang mengumpulkan informasi yang objektif tentang prolog kejadian yang sebenarnya dari awal serta faktor terjadinya peristiwa tersebut. Supaya mayarakat bisa memahami bagaimana kejadian yang sebenarnya," kata dia.
Sementara itu, Kapolres Majalengka AKBP Mariyono memastikan akan melakukan penegakan hukum apabila kasus tersebut memenuhi alat bukti yang cukup.
Kasus ini bermula dari penagihan uang oleh seorang kontraktor proyek bernama Panji Pamungkasandi, yang sudah menyelesaikan pekerjaannya. Setelah menerima informasi, uang dari investor itu bisa diambil ke Kabag Ekonomi dan Pembangunan Majalengka, berinisial INA.
Singkat cerita, mereka pun bertemu di daerah Cigasong, Majalengka. Di sana pula terjadi insiden penembakan dan penganiayaan. Namun, ia belum bisa memberikan keterangan detail penyebab penembakan karena uang yang sudah ditagihkan sudah dibayar.
"Intinya membenarkan adanya kejadian itu. (Kami) sedang diproses uuntuk selanjutnya, lidik (Penyelidikan) sidiknya (penyidikannya)," kata dia saat dihubungi.
"(Uang pekerjaan proyek sudah) bayar. (Penembakan) itu sedang didalami apa (penyebab) bisa kejadian seperti itu," kata dia lagi.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Penjelasan Polisi
Sementara itu, Wakapolres Majalengka Kompol Hidayatullah menuturkan, uang pekerjaan proyek yang ditagihkan sebesar Rp 500 juta dan sudah dibayarkan. Saat ini, pihaknya fokus melakukan penyelidikan mengenai motif insiden penembakan.
"Belum tahu bagaimana ceritanya, mungkin ada persinggungan saudara INA ini mengeluarkan pistol. Sementara itu saja, kita masih proses penyelidikan. (Uang) sudah dibayarkan, sudah dikasihkan dan terjadi penembakan. Itu yang masih dalam proses penyidikan," kata dia singkat.
Panji mengalami luka tembak pada tangan sebelah kirinya. Selain itu, beberapa karyawannya pun ia sebut mengalami penganiayaan oleh sekelompok orang yang datang bersama INA.
"Tiba sekitar jam 23.30 WIB, saya dibangunkan paksa oleh orang-orang yang datang bersamaan dengan INA. Dan setelah keluar dari mobil, dia ditodong dengan senjata api ke kepala, untungnya senjata tersebut berhasil ditepis yang akhirnya mengenai telapak tangan sebelah kiri," kata dia.
Setelah itu, keributan berakhir. Panji dibawa ke rumah sakit dalam keadaan terluka oleh kerabatnya. Insiden ini sudah dilaporkan ke Polres Majalengka.
Â
Reporter: Aksara Bebey
Sumber: Merdeka.com
Advertisement