Liputan6.com, Jakarta - Rabbial Muslim Nasution menyambangi Polrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu 13 November 2019, pagi hari. Kantor polisi itu memang sudah tampak ramai meski baru pukul 08.00 WIB, lantaran kedatangan satu persatu masyarakat yang bermaksud membuat SKCK.
Memang, jelang pendaftaran CPNS, loket pelayanan SKCK kantor polisi mendadak ramai dipenuhi pemohon. Meski begitu, polisi tetap menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan memeriksa setiap pengunjung yang datang.
Tidak terkecuali Rabbial yang tiba mengenakan atribut jaket ojek online. Usai memarkir motor, dirinya berjalan kaki ke pintu utama Polrestabes Medan dan berhadapan langsung dengan petugas jaga, Bripda Kristian Simanjuntak, sekira pukul 08.20 WIB.
Advertisement
Pemeriksaan dilakukan, termasuk diminta untuk melepas jaket ojek onlinenya. Sementara diperiksa bersama para pemohon SKCK, Rabbial kemudian memutar dan memilih keluar dari markas kepolisian tersebut.
Tidak lama berselang, Rabbial masuk kembali di antara kerumunan pemohon SKCK yang semaki ramai. Rabbial lolos dari pintu depan dan langsung berjalan menuju Kantor Operasional Polrestabes Medan yang berdekatan dengan kantin.
Baca Juga
Pukul 08.35 WIB, ada sekitar empat petugas berada di depan mobil dinas Kabag Ops yang terparkir di halaman apel Polrestabes Medan.
Pria berusia 24 tahun itu berjalan menuju mereka. Tidak lama, suara dentuman disertai kilatan api dan asap putih pekat keluar dari tubuhnya. Rabbial melakukan amaliyah, bom bunuh diri.
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Mohammad Iqbal menyampaikan, enam korban terluka atas ledakan tersebut. Mereka adalah empat petugas kepolisian, satu pegawai lepas harian, dan satu orang mahasiswa pengaju SKCK.
"Diduga satu orang (pelaku). Informasi pertama," tutur Iqbal di Sentul International Convention Center, Jawa Barat, Rabu 13 November 2019.
Sejumlah bagian tubuh Rabbial tercecer. Dia tewas di tempat. Tim Densus 88 Antiteror Polri, Inafis, Labfor, dan Dokkes Polda Sumatera Utara langsung melakukan olah TKP. Lainnya sibuk mengurus evakuasi pemohon SKCK yang berhamburan panik.
Sejumlah data awal ditemukan. Rabbial diketahui memang pernah berprofesi sebagai pengemudi ojek online. Namun kini sudah tidak lagi. Sementara dalam catatan kependudukan, dia berstatus pelajar atau mahasiswa.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Bom di Tubuh Terduga Pelaku
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo memyampaikan, Rabbial menyembunyikan bom di bagian tubuhnya. Bukan dibawa menggunakan tas atau alat bantu lain.
"Di tubuh. Dililit di tubuh," tutur Dedi di Mabes Polri, Jakarta.
Dedi menggambarkan posisi bom di tubuh pelaku sambil memeragakan tangannya melingkari pinggang.
Dari peristiwa itu, aksi teror yang dilakukan Rabbial kemudian diduga lone wolf. Hanya saja, penyidik tetap mendalami adanya kemungkinan afiliasi dengan kelompok teroris tertentu.
Pihak kepolisian juga secara paralel melakukan penggeledahan rumah Rabbial di Pasar I Rel, Gang Melati VIII, Nomor 212 C, Lingkungan VI, Kelurahan Tanah 600, Kecamatan Medan Marelan.
Beberapa benda mencurigakan ditemukan polisi di rumah berwarna oranye tersebut, misalnya anak panah dan besi panjang. Benda-benda tersebut kemudian dibawa dan dimasukkan ke dalam satu koper hitam, berikut keranjang hijau dan berkas yang diduga daftar hadir undangan.
Usai mengamankan benda-benda tersebut, petugas memasukkannya ke dalam mobil Gegana. Polisi turut menggeledah rumah orangtua Rabbial di Jalan Jangka, Gang Tentram, Nomor 89 B, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah. Dari rumah orang tuanya itu, diamankan tiga orang kerabat untuk dimintai keterangan.
Kapolri Jendral Idham Azis kemudian mengambil langkah cepat atas insiden tersebut. Dia pun memerintahkan seluruh jajaran menjaga ketat markas kepolisian di seluruh Indonesia.
"Barusan ada petunjuk Kapolri bahwa Ojol atau taksi angkutan online dilarang masuk dan berhenti untuk naikan atau turunkan penumpang di sekitar Markas Polri," kata Kabid Humas Polda Bali,, Kombes Hengky Widjaja.
Terlebih, Menkopolhukam Mahfud Md membeberkan bahwa nyatanya masih ada satu pelaku pengeboman di Polrestabes Medan, Sumatera Utara.
"Penanganan soal bom yang saat ini sudah diketahui pasti korban jiwa ada satu pelaku, dan empat aparat kita dari Polisi yang satu dari orang biasa (luka-luka). Yang satu bombernya lari dan masih pengejaran," kata Mahfud di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Para korban luka kini menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumatera Utara. Sementara DNA pelaku dalam proses pencocokan dengan kedua orang tuanya sebagai upaya pendalaman identitas Rabbial.
Advertisement