Liputan6.com, Jakarta Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan, bom bunuh diri di Mapolresta Medan, tidak beda dengan bom bunuh diri satu keluarga di Surabaya pada Mei 2018 lalu.
"Kejahatan terorisme membunuh kemanusiaan suatu aksi biadab yang tidak bisa dibenarkan dengan cara apapun," ucap Hasto Kristiyanto, dalam keterangannya, Jumat (15/11/2019).
Baca Juga
PDIPmengajak seluruh komponen bangsa untuk bahu-membahu dengan seluruh alat negara melawan ideologi kegelapan tersebut.
Advertisement
"Sudah terlalu banyak korban terorisme yang merusak bangunan Indonesia yang cinta damai dan toleran. Perlu langkah komprehensif dan simultan guna mengatasi terorisme," ungkap Hasto.
Dia menegaskan, pendekatan hukum dan politik saja tidak cukup. Diperlukan juga pendekatan sosial-ekonomi, dan kebudayaan melalui gerakan rakyat.
"Pada saat bersamaan, hukum sebagai panglima, tanpa pandang bulu memberantas berbagai bentuk kejahatan terorisme tersebut," kata Hasto.
Menurut dia, sudah saatnya negara bersikap lebih tegas. Sebab demi tugas melindungi bangsa, pemerintahan mendapat mandat dan legalitas dari rakyat untuk menciptakan rasa aman dan ketentraman masyarakat.
"PDIP juga mendorong pendidikan nasional sebagai wahana membangun kehidupan berbangsa yang berbudi pekerti dan toleran terhadap perbedaan. Sebab intoleransi adalah akar dari terorisme. Dengan gotong royong seluruh komponen bangsa, kita wujudkan Indonesia yang tenteram dan damai, kedepankan nilai-nilai kemanusiaan," pungkasnya.