Cerita Pilu Rombongan Keluarga yang Tewas Tertabrak Kereta Cepat di Bekasi

Menurut Kabag Humas Polres Metro Bekasi AKP Sunardi, sebelum melintasi rel dan kecelakaan terjadi, pengemudi mobil telah diperingatkan warga bila kereta akan lewat.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Des 2019, 13:24 WIB
Diterbitkan 23 Des 2019, 13:24 WIB
Kondisi Sigra ringsek ditabrak kereta di Bekasi. (Istimewa)
Kondisi Sigra ringsek ditabrak kereta di Bekasi. (Istimewa)

Liputan6.com, Bekasi - Kecelakaan maut merenggut tujuh nyawa satu rombongan keluarga asal Matraman, Jakarta Timur.

Peristiwa pilu kecelakaan ini terjadi setelah mobil Daihatsu Sigra bernomor polisi B 1778 FZI nekad menerobos perlintasan kereta api di Jalan Raya Bosih RT 01/25, Kelurahan Wanasari, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu malam, 21 Desember 2019.

Menurut Kabag Humas Polres Metro Bekasi AKP Sunardi, sebelum melintasi rel, pengemudi mobil telah diperingatkan warga bila kereta akan lewat.

Sunardi juga menyebut pengemudi sempat menerobos palang pintu yang sedikit terbuka. Bahkan, suara alarm tanda peringatan juga tak digubris.

Berikut cerita pilu satu rombongan keluarga yang tewas dalam kecelakaan tertabrak kereta cepat Argo Parahyangan di Bekasi dihimpun Liputan6.com:

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Telah Diperingatkan Warga

Kecelakaan Kendaraan Bermotor atau Kecelakaan Roda Dua
Ilustrasi Foto Kecelakaan Motor (iStockphoto)

Peristiwa kecelakaan nahas ini terjadi saat rombongan keluarga ini melintasi rel kereta di Jalan Bosih, Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Minibus Daihatsu Sigra B 1778 FZI tertabrak kereta Api Argo Parahyangan.

Kabag Humas Polres Metro Bekasi AKP Sunardi menyebut, peristiwa pilu ini terjadi sekitar pukul 22.15 WIB, Sabtu, 21 Desember 2019.

Sunardi pun mengungapkan bahwa sebelum melintasi rel, warga telah memperingatkan pengemudi mobil bila kereta akan lewat.

Namun, mobil minibus ini menerobos palang pintu kereta yang sudah tertutup, tapi terbuka sedikit. Padahal, warga dan penjaga pintu kereta sudah memperingatkan.

"Pengemudi mobil tersebut tetap jalan yang akhirnya mobil tersebut tertabrak oleh kereta api Argo Parahayangan dari Surabaya arah Jakarta," kata Sunardi dalam keterangan tertulis, Minggu, 22 Desember 2019.

Terseret 30 Meter

Ilustrasi Kecelakaan Kereta Api
Ilustrasi Kecelakaan Kereta Api (Liputan6.com)

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, saat tertabrak mobil Sigra tersebut terseret hingga 30 meter dari lokasi kejadian.

"(Mobil) Daihatsu tersebut menerobos pintu perlintasan KA dan tertabrak KA Argo Parahyangan Bandung-Jakarta yang melintas dari arah timur ke barat hingga terseret sejauh 30 meter," ucap dia.

Jenazah para korban kecelakaan maut tersebut langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bekasi.

Mobil Daihatsu Sigra pun mengalami kerusakan berat dan dibawa ke Unit Laka Satlantas Polres Metro Bekasi guna kepentingan penyelidikan.

Adapun korban meninggal adalah Bahrudin (Pengemudi/41 tahun), Watinah (50), Santi (30), Didit (12), Yanda (32), dan Yanto (55).

Menjenguk Keluarga Sakit

Ilustrasi Kecelakaan Mobil
Ilustrasi Kecelakaan Mobil (iStockPhoto)

Rupanya tujuh korban tewas akibat tertabrak kereta di Kampung Utan, Cibitung, Bekasi, merupakan rombongan keluarga yang baru menjenguk anggota keluarga yang sakit.

"Abis dari rumah saya, nengokin saya, saya kan sakit," kata salah satu anggota keluarga korban, Firman di rumah duka di Jakarta Timur, Minggu, 22 Desember 2019.

Firman mengatakan, ketujuh korban sempat dicegah agar tidak pulang karena karena khawatir dengan kondisi jalanan yang ramai.

"Udah saya tahan, enggak boleh pulang karena di sana ramai kalau malam Minggu. Cuma ya, memang ingin pulang, enggak bisa ditahan," kata dia dikutip dari Antara.

Meninggal di Tempat Kejadian

Kecelakaan Lalu Lintas dan Kecelakaan Mobil
Ilustrasi Foto Kecelakaan Mobil (iStockphoto)

Meski sempat dicegah agar tidak pulang, satu rombongan keluarga tersebut tetap pulang setelah kunjungan berlangsung.

Firman memperoleh kabar kecelakaan di Cibitung melalui foto yang tersebar di social media. Foto mobil yang ada di social media yang diperolehnya tampak mirip seperti mobil keluarganya.

"Saya lihat KTP benar namanya, langsung saya suruh istri saya ke sana, ke RS Cibitung," ujar Firman.

Sementara itu, Kasubbag Humas Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi, AKP Sunardi, menuturkan bahwa satu mobil berisi tujuh orang anggota keluarga tersebut meninggal di tempat kejadian.

Dari hasil identifikasi sementara, satu korban tercatat sebagai warga Jalan Arjuna III Nomor 34, RT 7/7, Kelurahan Utan Kayu Selatan, Matraman, Jakarta Timur dan enam lainnya merupakan warga Jalan Pisangan Baru Utara RT 008/012 Pisangan Baru, Matraman, Jakarta Timur.

"Saat ini jasad korban yang berjumlah tujuh orang tersebut berada di RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Kabupaten Bekasi," kata Sunardi.

 

Dipastikan Dapat Asuransi

THUMBNAIL KECELAKAAN BERUNTUN
THUMBNAIL KECELAKAAN BERUNTUN

Kecelakaan di perlintasan Kereta Api kembali terjadi pada Sabtu malam, 21 Desember 2019 pukul 22.19 WIB di Desa. Wanasari, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi. Insiden itu menimpa sebuah mobil yang melaju dari arah utara ke arah selatan.

Saat itu KA pertama melintas di rel selatan dari arah barat ke timur, kemudian mobil tersebut menerobos pintu perlintasan KA dan tertabrak KA Argo Parahyangan (Bandung-Jakarta) yang melintas.

Dalam kejadian tersebut dilaporkan tujuh orang meninggal dunia dan langsung dibawa ke RSUD Kabupaten Bekasi. Jasa Raharja melalui Direktur Operasional, Amos Sampetoding, menyampaikan belasungkawa dan prihatin atas kejadian tersebut.

Amos Sampetoding menyampaikan bahwa korban terjamin Jasa Raharja berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 16 Tahun 2017.

"Bagi seluruh korban meninggal dunia, masing-masing ahli warisnya berhak menerima santunan sebesar Rp50 juta", terang Amos.

Menindaklanjuti insiden itu, Jasa Raharja yang menerima menerima laporan, langsung berkoordinasi dengan Satlantas Metro Bekasi dan RSUD Kabupaten Bekasi untuk proses pendataan korban/ahli waris.

Bagi korban meninggal dunia, santunan akan diserahkan kepada masing-masing ahli waris sesuai domilisi korban. "Kami masih terus berkoordinasi secara aktif dengan pihak rumah sakit dan pihak terkait, agar proses penyerahan santunan meninggal dunia dapat berjalan dengan cepat dan tepat," ucap Amos. 

 

(Winda Nelfira)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya