Korban Selamat Ungkap Detik-Detik Mengerikan Bus Masuk Jurang di Pagar Alam

Bus sempat terperosok ke parit dan terbalik sebelum kembali dioperasikan dan terjun ke jurang.

oleh Nefri Inge diperbarui 24 Des 2019, 22:47 WIB
Diterbitkan 24 Des 2019, 22:47 WIB
Bangkai Bus Sriwijaya yang terjun ke jurang di Pagar Alam Sumatera Selatan
Evakuasi bangkai Bus Sriwijaya yang terjun ke jurang di Pagar Alam Sumatera Selatan. (Nefri Inge/Liputan6.com)

Liputan6.com, Pagar Alam - Bus Sriwijaya yang jatuh ke jurang di Sungai Lematang, Kota Pagar Alam, Sumatra Selatan (Sumsel), ternyata mengangkut sekitar 50 orang. Detik-detik kecelakaan maut ini terekam jelas oleh belasan penumpang yang selamat.

Salah satunya Hasanah (52), yang lolos dari maut saat Bus AKAP Bengkulu-Palembang tersebut terjun ke jurang sedalam sekitar 150 meter.

Pada Senin 23 Desember 2019 malam, bus bernomor polisi BD 7031 AU ini sempat terperosok ke parit tepatnya di Kecamatan Pendopo, Kabupaten Empat Lawang, Sumsel. Kondisi bus saat itu sempat terbalik. Puluhan penumpang pun berteriak histeris.

Agar bisa keluar dari parit tersebut, bus akhirnya ditarik oleh mobil lain yang melintas saat kejadian. Sopir bus bernama Ferry berusaha mengemudikan setir busnya agar ban kendaraannya bisa menaiki parit.

“Kami semua disuruh turun, lalu ada mobil travel yang menarik bus kami agar keluar dari paritan. Setelah berhasil, seluruh penumpang akhirnya naik bus lagi,” katanya, saat ditemui di ruang perawatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Basemah Pagar Alam Sumsel, Selasa (24/12/2019).

Kecelakaan kecil tersebut seakan menjadi petanda akan ada kecelakaan maut di jurang Sungai Lematang Kabupaten Lahat Sumsel. Apalagi setelah keluar dari parit, pengemudi kembali melajukan busnya dengan kecepatan tinggi.

Hingga akhirnya bus menabrak pembatas jalan dan langsung terjun ke jurang Sungai Lematang Pagar Alam sedalam sekitar 150 meter.

“Sopir membawa busnya mengebut. Saat itu saya belum tidur, masih mengobrol sama cucu saya. Tiba-tiba saya merasakan bus langsung terjun,” ucap Hasanah.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Terseret Arus

Banyak Korban Bus Sriwijaya Masuk Jurang Terseret Arus Sungai Pagar Alam
Para korban dievakuasi tidak hanya di dalam Bus Sriwijaya, ada juga yang terseret arus Sungai Lematang Pagar Alam Sumsel (Dok. Humas Basarnas Palembang / Nefri Inge)

Hasanah dan puluhan penumpang lainnya mengalami luka-luka. Saat kejadian, dia langsung berusaha menyelamatkan cucunya dengan cara memecahkan kaca bus. Mereka berdua kemudian terbawa arus sungai yang deras.

Hasanah sangat ingat betul, ketika cucunya berteriak minta tolong, namun tidak ada satu orang pun di lokasi yang bisa menolong karena larut malam.

“Cucu saya sempat teriak ‘om tolong kami, yang ada di atas tolong kami’. Saya dan beberapa penumpang yang masih sadar, berusaha memecahkan kaca, agar bisa keluar dari bus,” ungkapnya.

Penumpang lainnya yang berhasil selamat yaitu Aril Geroti (14). Dia mengalami patah tulang di bagian kanan tangannya. Saat ini Aril masih dirawat di Ruang Anak RSUD Basemah Pagar Alam Sumsel.

Saat insiden bus terjatuh, Aril sedang tidur di kursinya. Lalu dia terjaga, karena bus menabrak jurang dan berbunyi berisik.

“Saya berhasil keluar dari dalam mobil, setelah menjebol jendela. Lalu saya langsung naik ke bagian atas bus yang terbalik. Ada korban yang meninggal dunia bernama Ikbar,” katanya.

 

Firasat Istri Fotografer Senior Bengkulu

Banyak Korban Bus Sriwijaya Masuk Jurang Terseret Arus Sungai Pagar Alam
Korban Bus Sriwijaya lainnya yang ditemukan di jurang Sungai Lematang Pagar Alam Sumsel (Dok. Humas Basarnas Palembang / Nefri Inge)

Salah satu korban tewas Bus Sriwijaya yang jatuh ke jurang di Pagar Alam adalah Ali Jaya alias Jojon. Korban merupakan fotografer senior di Bengkulu.

Rolimah, istri korban mengungkapkan, Jojon memang berangkat ke Kota Palembang menaiki Bus Sriwijaya, untuk menghadiri kegiatan di kota pempek tersebut.

Awalnya, korban mau berangkat bersama Rolimah dan anaknya. Namun Jojon akhirnya hanya membeli satu tiket saja.

“Memang rencana berangkat bertiga, saya tidak tahu akhirnya dia beli tiket sendiri. Suami saya sempat pamit untuk berangkat, tapi dia tidak memberitahu saya naik bus apa dan kapan,”ujarnya.

Rolimah mulai curiga saat ketika suaminya tidak pulang ke rumah hingga Senin dini hari sekitar 03.00 WIB. Karena kebiasaan suaminya selalu pulang ke rumah di bawah pukul 00.00 WIB.

Dia pun tidak punya firasat apapun, namun baru kali ini suaminya tidak pulang hingga dini hari. Rolimah baru mengetahui salah satu korban kecelakaan Bus Sriwijaya adalah suaminya, setelah petugas Jasaraharja mendatangi rumahnya.

Korban sendiri merupakan pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Korem 041/Garuda Emas. Usai pensiun, Jojon masih sering meliput foto di Korem 041/Garuda Emas, Kodim 0407 Kota Bengkulu dan Lanal Bengkulu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya