Ray Rangkuti Ragukan Motif 2 Penyerang Novel Baswedan

Pengamat politik dari Lingkar Madani, Ray Rangkuti meragukan motif pelaku teror terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.

oleh Yopi Makdori diperbarui 29 Des 2019, 10:42 WIB
Diterbitkan 29 Des 2019, 10:42 WIB
Diskusi Publik Rotasi Panglima TNI
Pengamat Politik, Ray Rangkuti memberikan pandangan saat menjadi pembicara dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (18/11). Diskusi itu membahas mengenai membangun pertahanan modern, profesionalisme milter dan rotasi panglima TNI. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat politik dari Lingkar Madani, Ray Rangkuti meragukan motif pelaku teror terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Dalam keterangannya, kedua pelaku melakukan aksinya itu didorong atas dendam pribadi.

"Saya sendiri ragu bahwa penyiraman ini semata hanya karena masalah pribadi. Dan hanya berhenti sampai ke pelaku lapangan," kata Ray saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Minggu (29/12/2019).

Ray sendiri mengaku merasa banyak kejanggalan dalam pengungkapan kasus penyerangan Novel ini. Terlebih beberapa pertanyaan vital masih berkecamuk di kepalanya.

Ia merasa heran mengapa kedua pelaku sampai senekat itu. Seberapa besar kesalahan Novel hingga mereka tega melakukan itu.

"Mengapa penyiraman yang menyasar ke mata yang dilakukan oleh si pelaku jika masalah pribadi ini sesuatu yang sangat besar?" heran Ray.

Di samping itu, lanjut alumnus UIN Syarif Hidayatullah itu, masih ada beberapa pertanyaan yang belum terjawab. Misalnya menyangkut apakah pesan yang ingin disampaikan sang pelaku yang menyerang bagian mata Novel.

"Apakah tidak ada komunikasi lisan atau tertulis soal masalah pribadi ini antara NB (Novel Baswedan) dengan pelaku sebelumnya? Ini beberapa pertanyaan yang tentu saja membutuhkan jawaban," kata dia.

Ia berharap dalam satu minggu ke depan, pertanyaan ini segera terjawab. Kalau tidak, kata Ray berarti semakin menegaskan bahwa kasus yang teror ini merupakan kasus yang istimewa.

Keistimewaan ialah mengenai lamanya pengungkapan kasus tersebut. Lebih dari dua tahun polisi baru bisa mengungkap siapa pelaku terornya.

Lebih memalukan lagi, kata dia, kedua pelaku justru bercokol di dalam instansi yang selama ini melakukan penyelidikan terhadap kasus Novel.

"Kasus ini bukan lagi semata bersifat kriminal, tapi juga bahkan masuk ke ranah politik dan sosial. Selain jadi bahan kampanye politik di Pilpres lalu, ia juga membelah publik antara yang meyakini bahwa kasus ini benar terjadi dengan masyarakat yang percaya bahwa NB sedang bersandiwara," terang dia.

"Bahkan warga saling melaporkan dugaan adanya kebohongan publik dan pencemaran nama baik," Ray melanjutkan.

Terakhir, Ray berharap agar kasus penyerangan Novel Baswedan ini tidak mandek di tengah jalan. Mengingat mata publik tertuju pada kasus ini.

"Mudah-mudahan perjalanan kisah ini tak berujung pula pada penyelesaian dengan cara 'istimewa'. Beberapa pertanyaan seperti disampaikan di atas akan terjawab seiring dengan pelakunya sudah ditangkap," tutup dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Punya Dendam Pribadi

Polisi telah menangkap 2 orang tersangka penyerang penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.Keduanya berinisial RM dan RB. Dua-duanya adalah polisi aktif.

Salah satu tersangka penyerangan Novel Baswedan, berinisial RB meluapkan emosinya di hadapan awak media.

Saat ditanya ada dendam apa ke Novel Baswedan sehingga mereka menyiramkan cairan kimia ke wajah mantan anggota Polri itu, salah satu tersangka menjawab dengan lantang.

"Tolong dicatat, saya tidak suka dengan Novel karena dia pengkhianat," teriak RB saat keluar dari Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12/2019).

Suara RB meninggi dengan wajah yang memerah ketika mengucapkan kalimat tersebut. Entah alasan apa yang membuatnya sebenci itu terhadap Novel Baswedan.

Sementara, tersangka lain yang juga anggota Polri aktif berinsial RM memilih diam sambil menundukkan kepala.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya