Liputan6.com, Jakarta - Banjir mengepung Jakarta Rabu (1/1/2020). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, banjir Jakarta disebabkan oleh curah hujan tinggi alias cuaca ekstrem di Ibu Kota.
Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan, hujan tahun baru kali ini sangat ekstrem dibanding hujan yang menyebabkan banjir dalam 24 tahun terakhir.
Baca Juga
Mengutip data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Doni menyebut hujan ekstrem ini melanda sebagian besar Jawa bagian Barat-Utara, sehingga menyebabkan banjir besar yang merata di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung Barat, bahkan Cikampek dan Cipali.
Advertisement
"Hujan kali ini bukan hujan biasa," ujar Doni dalam siaran tertulis BNPB, Jakarta, Rabu.
Menurut dia, masih mengutip data BMKG, intensitas hujan yang terjadi ketika banjir besar tidak pernah seperti awal 2020 ini. Pada 1996, banjir disebabkan oleh curah hujan berintensitas 216 mm/hari. Pada 2002, oleh hujan berintensitas 168 mm/hari.
Banjir 2008 disebabkan hujan berintensitas 250 mm/hari. Pada 2013 oleh hujan 100 mm/hari. Pada 2015, banjir disebabkan oleh hujan besar berintensitas 277 mm/hari. Pada 2016, banjir disebabkan hujan berintensitas 100-150 mm/hari.
Sementara, hujan di awal 2020 memecahkan rekor di atas. "Data dari beberapa titik pengukuran; TNI AU Halim, 377 mm/hari; Taman Mini, 335 mm/hari; Jatiasih: 259 mm/hari," jelas Doni.
Pindah ke Tempat Aman
Terlebih, kata dia, BMKG memprediksi masih terjadi hujan pada hari ini, sehingga masih mungkin terjadi banjir lagi.
BNPB mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di daerah yang potensi banjirnya akan meningkat, segera pindah ke tempat aman terlebih dahulu.
“Yang penting selamatkan jiwa terlebih dahulu,” kata Doni.
Advertisement