BMKG: Potensi Hujan Lebat di Jabodetabek Terjadi hingga 7 Januari

Prakiraan cuaca yang terjadi di Jabodetabek rata-rata diawali pada pagi hari berawan, siang hingga malam hujan.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Jan 2020, 12:54 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2020, 12:54 WIB
Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi Sepekan ke Depan
Awan mendung menggelayut di langit Jakarta, Kamis (1/2). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi curah hujan dari sedang hingga tinggi akan terjadi hingga 1 minggu ke depan. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, potensi hujan lebat awal tahun di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) masih akan berlangsung. Hujan diprakirakan bakal mengguyur wilayah tersebut hingga tujuh hari ke depan.

"Potensi hujan lebat 2-7 Januari di Jabodetabek," kata Dwikorita, Jakarta, Kamis (2/1/2020). 

Oleh karena itu, ia meminta kepada seluruh masyarakat yang terdampak banjir waspada terhadap potensi banjir dan longsor serta angin kencang.

"Prakiraan cuaca yang terjadi di Jabodetabek rata-rata diawali pada pagi hari berawan, siang hingga malam hujan," ujarnya.

Meski sudah diprediksi BMKG, Dwikorita menyebut cuaca sewaktu-waktu cuaca dapat berubah.

"Cuaca dapat sewaktu-waktu berubah karena anomali cuaca," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Cuaca Ekstrem Masih Mengintai

Awan Kumulonimbus Selimuti Langit Jakarta
Awan kumulonimbus menyelimuti langit di kawasan Thamrin, Jakarta, Senin (23/12/2019). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi kawasan Jabotabek berpotensi mengalami peningkatan curah hujan selama sepekan mendatang. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono R Prabowo mengungkapkan cuaca ekstrem diperkirakan masih akan terjadi di beberapa wilayah di Tanah Air sepekan ini.

Menurut dia, kondisi tersebut dipicu oleh adanya fenomena atmosfer skala regional hingga lokal. Yaitu aktifnya Monsun Asia yang menyebabkan terjadinya peningkatan pasokan massa udara basah di wilayah Indonesia, terbentuknya pola konvergensi, dan terjadinya perlambatan kecepatan angin di beberapa wilayah.

Kemudian karena suhu permukaan laut di sekitar wilayah perairan yang cukup hangat, sehingga menambah pasokan uap air cukup tinggi untuk mendukung pembentukan awan hujan, serta diperkuat dengan adanya fenomena gelombang atmosfer (Equatorial Rossby Wave dan Kelvin Wave) yang signifikan di sekitar wilayah Indonesia.

"Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprediksi dalam sepekan ke depan potensi cuaca ekstrem, curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi di beberapa wilayah," kata Mulyono.

 

Reporter: Nur Habibie 

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya