BPPT Sebut Modifikasi Cuaca Turunkan Curah Hujan Jabodetabek hingga 40 Persen

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, operasi modifikasi cuaca yang dilakukan sejak 3 Januari tersebut, menunjukkan hasil positif.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jan 2020, 15:02 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2020, 15:02 WIB
Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi Sepekan ke Depan
Awan mendung menggelayut di langit Jakarta, Kamis (1/2). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi curah hujan dari sedang hingga tinggi akan terjadi hingga 1 minggu ke depan. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melanjutkan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Operasi ini bertujuan untuk mengurangi curah hujan di wilayah Jabodetabek.

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, operasi modifikasi cuaca yang dilakukan sejak 3 Januari tersebut, menunjukkan hasil positif. Intensitas hujan dapat ditekan hingga 40 persen.

"Kalau kita membandingkan dengan prakiraan, kita menganggap bahwa harapan kita untuk mengurangi intensitas hujan sampai 30-40 persen, itu kelihatannya menunjukkan hasil yang cukup signifikan," kata Riza, ditemui usai rapat di Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (7/1/2019).

Program TMC, kata dia, akan terus dilakukan. Sebab jika menilik prediksi BMKG, udara basah dan bibit-bibit siklon dari arah Afrika masih akan terjadi.

"Tadi dari BMKG menyampaikan bukan hanya udara basah yang datang dari Afrika, tapi ada bibit-bibit siklon yang membawa angin kencang dan hujan yang lebat yang harus kita antisipasi dan kita mitigasi lebih lanjut lagi," ujar Riza.

Sejauh ini, dalam pelaksanaan modifikasi cuaca, telah dilaksanakan 16 sorti penerbangan. Delapan penerbangan dengan menggunakan CN-295 dan delapan penerbangan dengan menggunakan Cassa 212.

"Delapan sorti penerbangan menggunakan CN-295 itu (mengangkut) 2,4 ton. Dengan Cassa 212 itu sekitar 800 kilogram setiap kali dalam satu penerbangan," terang dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Hujan Turun Sebelum Sampai di Jabodetabek

Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi Sepekan ke Depan
Tetesan air hujan yang ada di jendela kaca dengan latar belakang mendung menyelimuti langit Jakarta, Kamis (1/2). BMKG juga meminta warga mengantisipasi potensi angin berkecepatan tinggi. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Program modifikasi cuaca, jelas dia, bertujuan untuk mengurangi intensitas hujan yang terjadi di daratan.

"Kita harus membandingkan dengan perkiraannya BMKG. BMKG kan memprediksi kan ada udara basah yang datang dari Afrika masuk melalui Sumatera bagian barat, kemudian turun ke Lampung, masuk daerah Jawa Barat, Banten, hingga Jabodetabek.

Dengan adanya penyemaian garam, lanjut dia, diharapkan hujan turun di wilayah perairan, seperti di Selat Sunda maupun di Teluk Jakarta. Dengan demikian, meskipun hujan tetap terjadi di daerah daratan, intensitasnya kecil.

"Ini sebelum sampai udara basah itu dengan awan-awan yang merupakan awan hujan lebat, itu kita semai sehingga dia turun hujan di perairan, di laut. Di selat Sunda, di Teluk Jakarta, tapi tidak masuk sampai daratan. Kalaupun ada itu adalah sisa-sisa," tandasnya.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya