BPBD: Pemulihan Bencana Longsor di Sukajaya Bogor Butuh Waktu 1 Tahun

Akibat bencana longsor di Sukajaya, 4.360 bangunan rusak, 11 jembatan putus, 55 titik ruas jalan putus.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 24 Jan 2020, 13:41 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2020, 13:41 WIB
Bencana Banjir Bandang dan Longsor Melanda 4 Kecamatan di Kabupaten Bogor
Sampai saat ini, sebanyak 11.309 warga masih mengungsi akibat tempat tinggal mereka hancur dan terancam longsor. (Foto: Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Jakarta - Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat menjadi wilayah dengan kondisi terparah diterjang banjir bandang dan longsor, pada 1 Januari 2020 lalu. 

Menurut data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, tercatat ada sekitar 4.360 bangunan rusak, 11 jembatan putus, 55 titik ruas jalan putus dan amblas di wilayah tersebut. Sampai saat ini, jumlah warga yang masih mengungsi sebanyak 11.309 jiwa. 

Tak hanya itu, akses menuju perkampungan di dua desa, yakni Desa Cileuksa dan Cisarua masih sulit dilalui akibat tertutup longsor. Hal ini membuat penanganan korban bencana alam belum berjalan optimal.

Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Bogor, Yani Hasan mengatakan, tim tanggap darurat bencana masih terus melakukan upaya penanganan korban bencana maupun membuka akses jalan yang terputus.

Sampai saat ini, sebanyak 11.309 warga masih mengungsi akibat tempat tinggal mereka hancur dan terancam longsor. (Foto: Achmad Sudarno)

"Alat berat masih mengerjakan pembersihan material longsor dan membuat jembatan darurat untuk memudahkan distribusi logistik dan air bersih ke lokasi pengungsian serta lainnya," kata Yani, Jumat (24/1/2020). 

Yani mengungkapkan, pemulihan pascabencana banjir bandang dan longsor di Kecamatan Sukajaya membutuhkan waktu lebih dari setahun. Sebab, mencari tempat relokasi yang betul-betul aman dari longsor bukan perkara mudah.

"Bukan saja sulit menentukan di mana lahan yang aman, tetapi juga masyarakatnya belum tentu semuanya mau direlokasi secara terpisah, tidak mau dicampur dengan warga kampung lain," kata dia.

Di samping itu, lanjut Yani, pemerintah daerah juga harus membangun infrastruktur jalan dan jembatan yang rusak. Selain itu, memulihkan sosial-ekonomi-budaya, pelayanan publik, sarana pendidikan, dan lain-lain agar masyarakat dapat kembali beraktivitas secara normal.

"Pemulihannya bisa lama, bisa lebih dari setahun. Kecuali didukung sama anggaran dan SDM yang mumpuni, itu bisa cepat," ucap Yani.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Dampak Kerusakan

Bencana Banjir Bandang dan Longsor Melanda 4 Kecamatan di Kabupaten Bogor
Sampai saat ini, sebanyak 11.309 warga masih mengungsi akibat tempat tinggal mereka hancur dan terancam longsor. (Foto: Achmad Sudarno)

Dari hasil pendataan, Rabu 22 Januari 2020 kemarin, dampak bencana alam di Kecamatan Sukajaya tercatat sebanyak 1.794 rumah rusak berat, 466 rusak sedang, dan 1.239 rusak ringan.

Kemudian, 10 masjid rusak berat dan 12 rusak ringan. Sebanyak lima musala rusak berat, 1 rusak sedang, dan 5 rusak ringan. Majlis taklim 10 rusak ringan, sementara 5 pesantren rusak ringan. 

Selanjutnya, Satu Sekolah Dasar (SD) rusak berat, tujuh rumah rusak sedang, satu rusak ringan, dua PAUD rusak sedang, dan satu Posyandu rusak ringan. Selanjutnya, 27 jembatan rusak berat.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bogor, Subiantoro menyebutkan, perbaikan infrastruktur di Sukajaya akan diprioritaskan agar masyarakat kembali beraktivitas secara normal.

Di antaranya memperbaiki jalan amblas di 9 titik lokasi dan 3 jembatan penghubung antarkecamatan. Anggaran yang dibutuhkan untuk rekonstruksi infrastruktur tersebut diperkirakan mencapai Rp 45 miliar. Anggaran itu tidak termasuk perbaikan jembatan maupun jalan desa.

"Anggaran sudah kami siapkan. Tapi angka itu baru perkiraan saja, nanti akan dihitung lagi," kata dia.

Untuk jalan yang amblas akibat longsor, akan dibuat jalan baru dengan cara mengikis tebing. Kemudian, membuat turap dan saluran air di sekitar longsoran.

"Seperti di ruas Pasir Madang menuju Cileuksa ada badan jalan karena eksisting yang ada sudah hilang atau longsor, itu kita geser," terangnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya