Liputan6.com, Jakarta - Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly menilai ada kejanggalan dari keterangan Imigrasi soal data pelintasan tersangka kasus dugaan suap mantan Komisioner KPU, Wahyu Setiawan. Sehingga, dibentuklah tim gabungan independen untuk menelusuri fakta kepulangan Harun Masiku.
"Ada yang janggal, makanya saya bilang ini harus tim (gabungan)," kata Yasonna di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Baca Juga
Yasonna mengatakan, tim gabungan terdiri dari Bareskrim Polri, Kemenkominfo, BSSN, dan Ombudsman. Dia berharap tim tersebut dapat mengungkap fakta mengapa data pelintasan Harun Masiku terlambat masuk.
Advertisement
"Saya mau betul-betul terbuka dan tim nanti bisa melacak mengapa terjadi delay, mengapa data itu tersimpan di PC Bandara Terminal 2 (Soekarno Hatta), kalau Terminal 3 kan beres. Makanya ndak ada masalah di Terminal 3. Kalau di Terminal 2 ini ada delay," jelas dia.
Politisi PDIP itu mengakui memang ada perubahan Sistem Informasi Manajemen Komunikasi (Simkim). Hal itu, kata Yasonna, membuat sistem informasi keimigrasian menjadi terganggu.
"Ada memang perubahan Simkim satu ke Simkim 2. Ada pelatihan staf sehingga pada pelatihan itu data dummy masuk ke pusat, tidak dibuat akses ke pusat. Tetapi karena ada sesuatu, selesai itu kenapa tidak dibuka kembali akses itu. Itu jadi persoalan," tutur Yasonna.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Beda Keterangan Imigrasi
Sebelumnya, pihak Imigrasi menyatakan dua hal berlainan soal keberadaan kader PDIP Harun Masiku (HAR), tersangka kasus suap proses pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR RI.
Pada 13 Januari 2020, Kabag Humas dan Umum Ditjen Imigrasi Arvin Gumilang menyatakan Harun Masiku berangkat ke Singapura pada 6 Januari 2020 dan belum kembali ke Indonesia
Sedangkan Direktur Jenderal Imigrasi Ronny F Sompie menyatakan, mantan caleg PDIP Harun Masiku sudah berada di Indonesia.
Harun Masiku diketahui telah masuk ke Indonesia pada tanggal 7 Januari 2020 atau sehari sebelum operasi tangkap tangan (OTT) KPK terhadap Wahyu Setiawan dan sejumlah orang lainnya. Dengan begitu, Harun hanya sehari berada di Singapura.
Advertisement