Liputan6.com, Jakarta - Menyambut Hari Istiqlal pada 22 Februari besok, Liputan6.com menampilkan serangkaian tulisan tematik menyangkut masjid terbesar di Asia Tenggara itu. Pada edisi terakhir ini akan menuliskan sejumlah keunikan dari Masjid Istiqlal.
Tak bisa dibantah, Masjid Istiqlal merupakan salah satu bangunan yang menjadi ikon Jakarta. Selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam, masjid yang megah ini juga digunakan sebagai kantor berbagai organisasi Islam di Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum. Masjid ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang terkenal di Ibu Kota.
Bangunan utama masjid ini terdiri dari lima lantai dan satu lantai dasar. Masjid ini memiliki gaya arsitektur modern dengan dinding dan lantai berlapis marmer, dihiasi ornamen geometrik dari baja antikarat.
Advertisement
Bangunan utama masjid dimahkotai satu kubah besar berdiameter 45 meter yang ditopang 12 tiang besar. Luas lantainya 36.980 meter persegi, dilapisi dengan 17.300 meter persegi marmer. Jumlah tiang pancangnya sebanyak 1.800.
Catatan lainnya selain merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara, letaknya yang berhadapan dengan Gereja Katedral Indonesia juga melambangkan kerukunan antarumat beragama di negeri ini. Lantas, hal-hal unik apa lagi yang ada di Masjid Istiqlal? Berikut kami menuliskannya untuk Anda:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Arsitek Kristen
Masjid megah berarsitektur modern ini ternyata diarsiteki oleh seorang Kristen Protestan bernama Frederich Silaban. Pria kelahiran Sumatera Utara ini ditetapkan sebagai pemenang sayembara desain Masjid Istiqlal tahun 1955 yang kala itu dewan jurinya diketuai Presiden Sukarno.
Sebagai pemenang, Frederich Silaban berhak mendapatkan medali emas seberat 75 gram dan uang tunai Rp 25.000.
Advertisement
2. Istiqlal Bermakna Merdeka
Istiqlal diambil dari bahasa Arab yang berarti merdeka. Masjid ini dibangun untuk menghormati para pejuang muslim yang gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan sekaligus menggambarkan rasa syukur kepada Allah atas limpahan rahmat berupa kemerdekaan bangsa Indonesia.
3. Dibangun Bertepatan Maulid Nabi
Pemancangan tiang pertama dilakukan Presiden Sukarno pada 24 Agustus 1961 bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad. Namun, memburuknya situasi politik kala itu menyebabkan pembangunan tersendat.
Akhirnya setelah tujuh belas tahun barulah pembangunan dinyatakan selesai. Pada 22 Februari 1978 Presiden Soeharto meresmikan penggunaannya.
Advertisement
4. Kubah Utama Berukuran Besar
Masjid yang mampu menampung jamaah hingga 200.000 orang ini memiliki kubah utama dengan ukuran besar. Kubahnya tersusun dari rangka baja antikarat. Bentang diameter kubahnya adalah 45 meter, angka 45 melambangkan tahun 1945, tahun proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Kubah ini ditopang oleh 12 pilar besar yang tersusun melingkar. Angka 12 melambangkan tanggal kelahiran Nabi Muhammad yaitu 12 Rabiul Awwal, juga melambangkan jumlah bulan dalam setahun.
5. Hanya Memiliki Satu Menara
Masjid yang terdiri dari lima lantai -melambangkan rukun Islam- dan satu lantai dasar ini hanya memiliki satu menara, hal ini untuk melambangkan keesaan Allah. Menaranya berlapis marmer berdiameter 5 meter dan berukuran tinggi 66,66 meter (6.666 cm), melambangkan jumlah ayat dalam Alquran.
Kemuncak yang memahkotai menaranya terbuat dari kerangka baja setinggi 30 meter melambangkan 30 juz dalam Alquran. Sehingga tinggi total menara adalah 96,66 meter.
Advertisement
6. Tujuh Pintu Asmaul Husna
Terdapat tujuh pintu gerbang masuk ke dalam Masjid Istiqlal. Masing-masing pintu itu diberi nama berdasarkan Asmaul Husna. Dari ketujuh pintu ini tiga pintu yaitu Al Fattah, As Salam dan Ar Rozzaq adalah pintu utama.
Selanjutnya adalah Al Quddus, Al Malik, Al Ghaffar, dan Ar Rahman. Angka tujuh melambangkan tujuh lapis langit dalam kosmologi alam semesta Islam, serta tujuh hari dalam seminggu.
7. Beduk Raksasa
Masjid Istiqlal ternyata menyimpan beduk raksasa yang dinobatkan sebagai yang terbesar di nusantara. Panjangnya 3 meter, dengan berat 2,30 ton, bagian depan berdiameter 2 meter, bagian belakang 1,71 meter, terbuat dari kayu meranti merah (shorea wood) dari sebuah pohon berumur 300 tahun, diambil dari hutan di Kalimantan Timur.
Beduk ini dulunya dipukul setiap hari Jumat sebelum dikumandangkan azan salat Jumat. Belakangan suara beduk direkam kemudian diperdengarkan melalui pengeras suara sebelum azan dikumandangkan.
Advertisement