SPP Lewat Gopay Dituding Bermuatan Kepentingan, Nadiem: Integritas Saya Harga Mati

Mendikbud Nadiem berargumen bahwa dirinya sudah melepas penuh posisinya dari Gojek. Saat ini ia hanya berdedikasi sepenuhnya untuk pendidikan di Indonesia.

oleh Yopi Makdori diperbarui 20 Feb 2020, 16:52 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2020, 16:52 WIB
Komisi X DPR Gelar Raker dengan Nadiem Makarim
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi X DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (20/2/2020). Rapat membahas anggaran dan seputar isu terkait Pembayaran SPP lewat layanan Gopay. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Gopay melalui fitur GoBills bisa untuk membayar SPP. Beberapa pihak berasumsi bahwa hal ini sarat akan kepentingan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim selaku pendiri sekaligus mantan Bos Gojek tersebut.

Menggapai itu, Nadiem Makarim merasa jengkel. Pasalnya ia mengaku ada tiga hal yang baginya merupakan harga mati, salah satunya integritas dirinya.

"Bagi teman-teman saya yang kenal saya mereka tahu ada tiga hal yang harga mati buat saya. Pertama adalah NKRI, nomor dua adalah Pancasila, dan nomor tiga adalah integritas. Itu adalah satu hal yang saya tidak meragukan diri saya dan orang-orang tidak meragukan integritas saya," tegas Mendikbud di hadapan anggota Komisi X DPR RI, Komplek Parlemen, Jakarta, Kamis (20/2/2020).

Ia bahkan menegaskan bahwa jika ada pihak yang meragukan integritas dirinya, ia begitu merasa jengkel.

"Itu suatu hal yang membuat diri saya bangga untuk menjaga integritas," jelasnya.

Menurut mantan bos Gojek Indonesia itu, penambahan fitur Gopay untuk bisa digunakan membayar SPP merupakan rencana lama. Dan itu merupakan hal yang wajar dalam kompetensi pasar.

"Tidak ada hubungannya sama sekali dengan kebijakan Kemendikbud. Itu adalah hal yang terjadi di pasar kompetisi sengit antara dompet digital. Di mana bisa menerima apapun. Dan semua dompet digital akan menerima semua jenis merchant," jelas dia.

Hal itu, menurut dia merupakan konsekuensi logis atas digitalisasi sistem keuangan.

"Saya ulangi lagi, tidak akan pernah Kemendikbud terutama menterinya sendiri melakukan apapun yang melanggar conflict of interest ya. Menciptakan conflict of interest. Dan ini perlu saya tekankan," tegasnya.

Di samping itu, Mendikbud berargumen bahwa dirinya sudah melepas penuh posisinya dari Gojek. Saat ini ia hanya berdedikasi sepenuhnya untuk pendidikan di Indonesia.

"Sekolah itu bebas memilih mau bank apa, dompet digital apa. Bayangkan kalau anggota Komisi X itu menggunakan Go Food berarti memiliki konflik kepentingan," seloroh Mendikbud Nadiem Makarim di hadapan para anggota dewan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Gopay Bisa untuk Bayar SPP

Sebelumnya diumumkan bahwa saat ini fitur dalam Gojek telah dilengkapi untuk melakukan pembayaran SPP sekolah, biaya pendidikan lain seperti buku, seragam, dan kegiatan ekstrakurikuler dengan GoPay. Pembayaran dapat dilakukan melalui fitur GoBills.

Berdasarkan keterangan resminya, Senin (17/2/2020), saat ini ada sekitar 180 lembaga pendidikan seperti pesantren, madrasah, sekolah dan tempat kursus di Indonesia yang telah terdaftar di GoBills.

"Layanan terbaru ini membebaskan orang tua dan wali murid untuk membayar pendidikan anak dimana saja dan kapan saja tanpa harus hadir ke sekolah. Orang tua yang sibuk dapat fokus dengan kepentingan lain seperti pekerjaan tanpa khawatir akan melewatkan tenggat pembayaran," ujar Arno Tse, Senior Vice President Sales GoPay.

Dilanjutkannya, selain mempermudah para orang tua, lembaga pendidikan diklaim ikut merasakan manfaat transaksi digital. Manfaatnya itu adalah di antaranya penerimaan iuran yang jelas dan pencatatan transaksi yang lebih rapi dan teratur.

"Kami berharap dapat menjangkau lebih banyak lagi lembaga pendidikan di seluruh Indonesia untuk menerapkan pembayaran digital," ungkap Arno.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya