Liputan6.com, Jakarta - Banjir di musim hujan menjadi satu kondisi pasti di DKI Jakarta. Sebagai calon Wakil Gubernur DKI, Nurmansjah Lubis menyebut dua formula penanganan banjir berdasarkan jangka pendek dan panjang.
Untuk jangka pendek, Nurmansjah meminta seluruh dinas terkait secara rutin merawat dan memaksimalkan fungsi drainase, terlebih saat musim hujan selesai.
Baca Juga
Cawagub yang diusulkan Fraksi PKS itu menilai waktu terbaik mengantisipasi banjir yaitu saat musim kemarau.
Advertisement
"Ya saya fikir kalau jangka pendeknya harus sigap, saluran-saluran yang diduga misalnya memberikan genangan yang lama itu yang dalam jangka pendek. Jadi artinya drainase yang ada di seluruh Jakarta harus diperhatikan sepanjang tahun," kata Nurmansjah, Minggu (23/2/2020).
Sementara untuk jangka panjang, Nurmansjah Lubis mengaku masih ada program yang tak kunjung selesai seperti normalisasi sungai, naturalisasi sungai, sodetan, dan pembuatan bio pori.
Pria yang akrab disapa Ancah itu bahkan mengatakan jika efektivitas biopori dikombinasikan dengan fungsi drainase daya tampung airnya akan besar. Yang artinya jumlah ketinggian banjir dan genangan bisa dikurangi.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Biopori di Bogor
Namun, kata Ancah, hasil maksimal jika pembuatan biopori tidak hanya di Jakarta, melainkan juga di Bogor.
"Apalagi biopori itu bukan hanya di Jakarta, di Bogor juga harus kalau ada 500 ribu biopori di Bogor itu bisa menampung sekian dari stadion GBK ada tuh. Bayangin. Waktu itu saya terima dari Bappenas tuh jadi asumsi kalau biopori 500 ribu 1 m x 1,5 m itu membantu mengurangi kiriman banjir," jelasnya
Reporter: Yunita Amalia
Sumber: Merdeka.com
Advertisement