Yasonna: Kesalahan Informasi Harun Masiku karena Kelalaian Vendor

Yassona menyebut ada kelalaian dari pihak vendor yang lupa mensinkronkan antara komputer di setiap counter dengan server lokal di Bandara Soekarno-Hatta.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Feb 2020, 20:41 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2020, 20:41 WIB
Menkum HAM Rapat Bersama Baleg DPR
Menkum HAM Yasonna Laoly mengikuti Rapat Kerja dengan Badan Legislasi DPR di Senayan, Jakarta, Rabu (4/12/201). Rapat membahas sejumlah rancangan undang-undang (RUU) yang menjadi program legislasi nasional (prolegnas) 2019-2024 maupun RUU prolegnas prioritas 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi III DPR Benny Kabur Harman mencecar Menkumham Yasonna Laoly soal salah informasi keberadaan Harun Masiku. Yasonna mengaku, terlambatnya informasi posisi Harun di Bandara Soekarno-Hatta karena kesalahan fatal pihak vendor atau penyedia sistem.

Yassona menyebut ada kelalaian dari pihak vendor yang lupa mensinkronkan antara komputer di setiap counter dengan server lokal di Bandara Soekarno-Hatta. Akibatnya, semua data perlintasan terlambat didapat oleh pusat data keimigrasian (Pusdakim).

"Pada Desember terjadi pelatihan staf-staf Keimigrasian kita oleh trainer-trainer vendor untuk perbaikan sistem di Terminal 2F, upgrading sistem di 2F, di Terminal 3 sudah selesai. Dan kemudian ternyata memang data Harun Masiku itu diterima masuk, tetapi di PC, di counter PC di data di sini. Dari PC ke server lokal tidak ter-connect," tutur Yasonna saat memaparkan hasil temuan tim gabungan di rapat Komisi III DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat,  Senayan, Jakarta (24/2/2020).

Yasonna mengaku kesalahan informasi mengenai data perlintasan Harun Masiku akibat kelalaian vendor merupakan kejadian memalukan.

"Jadi kita betul-betul sangat percaya pada waktu itu, tapi kendalanya ini betul-betul apes, apes besar dan sangat memalukan," ujar Yasonna.

"Makanya saya katakan kemarin dengan Plh Dirjen pastikan panggil mereka, saya minta pertanggungjawaban mereka membayar berapa ini barang sampai 1.200-an terkendala," tambah Yasonna.

Reporter: M Genantan

Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya