Amien Rais Sebut Kongres V PAN Janggal, Ini Tanggapan Kubu Zulhas

Menurut Yandri, tidak ada perbedaan Kongres V dengan Kongres IV di Bali ketika Zulkifli Hasan yang disokong Amien Rais memenangkan kontestasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Feb 2020, 07:09 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2020, 07:09 WIB
Temui F-PAN, Masyarakat Keluhkan Penambangan Gunung Gede dan Merdeka Banten
Ketua F-PAN DPR Yandri Susanto saat menerima Gerakan Aliansi Menolak Pertambangan Gunung Gede dan Merdeka Banten di Jakarta, Rabu (20/3). Masyarakat berharap permasalahan Gunung Gede dan Gunung Merdeka cepat terselesaikan. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kubu pendukung Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan angkat bicara terkait tuduhan pendiri PAN Amien Rais ihwal kejanggalan Kongres V PAN di Kendari. Amien sampai meminta pemerintah tak perlu mengesahkan pengurus hasil Kongres yang memenangkan kembali Zulkifli Hasan.

Loyalis Zulkifli Hasan, Yandri Susanto membantah segala tuduhan Amien Rais. Mulai dari tuduhan tidak ada laporan pertanggungjawaban dan tidak ada pemaparan pandangan PAN lima tahun ke depan dalam Kongres.

Menurut Yandri, tidak ada perbedaan Kongres V dengan Kongres IV di Bali ketika Zulkifli Hasan yang disokong Amien Rais memenangkan kontestasi.

"Ya kalau proses itu sudah pernah dilakukan di Bali kan, di Bali itu tidak ada juga LPJ, tidak ada juga pandangan umum tidak ada juga visi misi kandidat ketum dan itu berjalan selama 5 tahun kan," ujar Yandri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/2/2020).

Yandri mengatakan, tidak ada penyusup saat Kongres V. Semua yang duduk di arena Kongres adalah pemilik suara yaitu pimpinan DPD dan DPW, hingga para peninjau.

"Setahu saya yang ada di ruangan itu adalah yang memang betul-betul punya hak untuk duduk di arena Kongres itu di antaranya adalah peserta penuh dalam hal ini DPD dan DPW ada juga peserta peninjau yaitu unsur pengurus DPP apakah itu unsur ketua waksekjen bendahara dan ketua-ketua depertemen," jelasnya.

Yandri mengakui memang ada ekskalasi hingga Kongres terasa memanas. Tetapi, dia membantah ada pengerahan preman seperti dituduhkan Amien Rais.

"Bang Zul di Kendari tidak pernah mengerahkan preman, enggak, tapi kalau pendapat Pak Amien seperti itu yaa mungkin perlu ditindaklanjuti atau apa gitu," kata dia.

Meski ada adu argumen, Yandri menuturkan Kongres bisa berjalan dengan kesepakatan langsung masuk ke pemilihan ketua umum PAN. Pada prosesnya, dia klaim tidak ada komplain antar pemilik suara.

"Tidak ada persoalan, tidak ada interupsi, tidak ada huru hara, tidak ada yang gebrak gebrak meja lagi," kata dia.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Ucapan Selamat Mulfachri

Bahkan, Yandri mengaku mendapatkan momen saat Zulkifli menang suara, Mulfachri Harahap yang disokong Amien, memberikan ucapan selamat.

"Sebagai saksi hidup juga saya berdiri disamping bang Zul persis ga ada jarak ini bang Zul ini saya bang Mulfachri mendatangi bang Zul mengucapkan selamat, berpelukan dan itu ada videonya jadi menurut saya dari sisi proses InsyaAllah tidak ada masalah," jelasnya.

Soal apakah disahkan atau tidak, Yandri bilang itu kewenangan Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly. Dia belum bisa memastikan kapan struktur pengurus baru PAN diserahkan.

"Itu kan wewenang pak Yasonna," ucapnya.

Diberitakan, Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menuding Kongres V PAN di Kendari, Sulawesi Tenggara, banyak kejanggalan. Sehingga, Amien meminta pemerintah tidak langsung mengesahkan struktur pengurus baru yang dipimpin Ketua Umum terpilih, Zulkifli Hasan.

Pernyataan tersebut disampaikan Amien melalui video yang diunggah ke akun Instagram resminya amienraisofficial. Akun tersebut kini sudah menghapus video tersebut. Namun, sempat dapat dilihat terakhir sekitar pukul 18.30, Rabu (26/2).

Politikus PAN, Muslim Ayub, loyalis Mulfachri-Hanafi, yang satu kubu juga dengan Amien, membenarkan isi video berdurasi 7:34 menit. Namun, Muslim tak mengetahui mengapa tiba-tiba dihapus.

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya