Liputan6.com, Jakarta - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan mengonfirmasi telah merawat 10 pasien rujukan terkait virus Corona sejak 3 Maret 2020. Kesepuluh pasien itu berstatus pasien dalam pengawasan (PDP).
Dokter paru-paru RSUP Persahabatan Prasenohadi mengatakan tidak ada pemberian obat apapun terhadap PDP. Sebab, kata Praseno, belum ada obat khusus untuk virus Corona. Adapun obat yang diberikan dokter tergantung dari gejala pasien.
"Tidak ada (pemberian obat), kecuali ada kelainan. Misalnya kena influenza, ada obatnya enggak antivirus? Enggak ada kan. Jadi obatnya disuruh makan, istirahat. Makanya kenapa dipantaunya dua minggu, karena memang masa inkubasinya dua minggu," kata Praseno, Rabu (4/3/2020).
Advertisement
Dia menuturkan, jika selama pengawasan pasien dinyatakan negatif Corona, rumah sakit akan memindahkannya ke ruangan rawat inap dari ruang isolasi. Namun, jika keadaan memburuk, perlu ada pemeriksaan lebih lanjut sumber utama yang menyebabkan kondisi pasien menurun.
"Kalau dia ada gejala demam, (demamnya) harus diobati," tandas Praseno.
Dia juga menjelaskan demam, batuk, dan pilek menjadi gejala umum terhadap adanya paparan virus ataupun bakteri yang menyerang pernafasan. Sehingga, imbuh dia, wajar jika saat ini seluruh fasilitas umum terdapat alat mengukur suhu.
"Karena umumnya datang dengan batuk, pilek. Karena gejalanya umum," tandas Praseno soal penanganan Corona.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
119 Orang Periksa ke RS Persahabatan
RSUP Persahabatan menjadi salah satu rumah sakit rujukan yang ditunjuk pemerintah menangani penyebaran virus Corona, Covid-19. Tercatat, sebanyak 119 orang sehat memeriksakan diri ke RSUP Persahabatan.
"Kami sudah tangani 119 orang yang datang untuk check up sejak 3 sampai 4 Maret," kata Rita saat konferensi pers, Rabu (4/3).
Meski tidak melarang, namun Rita mengingatkan fenomena virus Corona tidak baik jika ditanggapi secara berlebihan, seperti memeriksa kesehatan untuk memastikan ada tidaknya virus Corona dalam tubuh.
Menurut dia, tanpa ada gejala umum seperti demam berhari-hari, batuk, atau pilek, sebaiknya masyarakat tidak perlu melakukan pemeriksaan kesehatan. Terpenting adalah menjaga pola hidup sehat dan higienis.
"Jadi harusnya masyarakat enggak usah khawatir. Kalau tidak ada gejala jangan panik, kalau ada, silakan hubungi fasilitas kesehatan," kata Rita.
Sementara itu, Rita merinci, pada 3-4 Maret, RSUP Persahabatan telah menerima total 10 rujukan pasien dalam pengawasan (PDP).
"Saat ini kami sudah mendapat rujukan 10 pasien yang kami lakukan perawatan," ujarnya.
Pasien dengan pengawasan saat ini sedang dirawat intensif di ruang isolasi dan menunggu hasil pemeriksaan di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes). Jika 10 pasien ini dinyatakan negatif Covid-19, mereka akan dipindah dari ruang isolasi ke rawat inap biasa.
Untuk daya tampung ruang isolasi, Rita menuturkan RSUPP memiliki 24 tempat tidur dengan rincian 4 unit untuk pasien isolasi di intensive care unit (ICU), dan 20 unit untuk pasien isolasi tanpa ICU. Dia juga menambahkan, PDP yang saat ini dirawat rata-rata mengalami gejala demam tinggi.
Â
Reporter: Yunita Amalia
Sumber: Merdeka
Â
Advertisement
Diseleksi
Meski mengalami gejala hampir sama, demam tinggi, Rita menuturkan RSPP melakukan seleksi untuk memasukkan pasien ke ruang isolasi.
"Pasien dalam pengawasan kita juga harus seleksi jangan sampai yang kita masukan bukan pasien dalam pengawasan," tukasnya.
RSUPP, imbuh Rita, juga memantau 21 orang dari potensi terpapar virus Corona. Dia menjelaskan perbedaan orang dengan pengawasan dan orang dengan pemantauan ada dalam skala seberapa intensif orang tersebut berkomunikasi dengan penderita Covid-19.
"Kalau orang pemantauan, batuk, sakit tenggorokan, tapi tidak kontak erat dengan penderita positif dan di foto rontgen tidak ada kelaianan," jelasnya.
Â