Gelar Doa Bersama, Ponpes Darul Ma'arif Minta Jokowi Pulangkan Santrinya dari Wuhan

Humaidi Zahid alias Omed merupakan salah satu mahasiswa asal Indonesia yang masih terisolasi di Wuhan, China akibat wabah virus Corona.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 07 Mar 2020, 07:19 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2020, 07:19 WIB
Doa Bersama Santri dan Alumni Ponpes Darul Ma'arif Lamongan
Doa bersama santri dan alumni Ponpes Darul Ma'arif Lamongan untuk keselamatan bangsa Indonesia dari wabah virus Corona. Mereka juga meminta Presiden Jokowi memulangkan satu santrinya yang kini masih terisolasi di Wuhan, China akibat wabah Corona. (Ist)

Liputan6.com, Lamongan - Sekitar 1.000 santri dan alumni Pondok Pesantren Darul Ma'arif Payaman, Solokuro, Lamongan, Jawa Timur menggelar doa bersama untuk keselamatan bangsa dan negara dari sebaran virus Corona atau Covid-19, Jumat 6 Maret 2020.

Doa bersama ini sekaligus ditujukan kepada salah satu santrinya, Humaidi Zahid alias Omed yang kini tengah terisolasi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China akibat virus Corona.

Omed merupakan satu dari empat mahasiswa yang gagal pulang dari Wuhan saat tim evakuasi RI menjemputnya, 2 Februari 2020 lalu.

Ketua Ikatan Alumni Darul Ma'arif (Ika Darma) Toni Wibisono mengatakan, doa bersama ini digelar dengan harapan agar wabah virus Corona yang telah menyebar di sejumlah negara di dunia, termasuk Indonesia segera berakhir.

"Kita semua berdoa kepada Allah SWT, semoga wabah Corona segera berangsur surut dan kondisi lainnya menjadi lebih baik. Juga berdoa semoga kita semua terhindar dari balak," kata Toni.

Pada kesempatan itu, para santri juga meminta pemerintah Indonesia selalu memperhatikan warganya yang masih berada di negara episentrum virus Corona. Mereka juga berharap agar Omed yang merupakan santri Darul Ma'arif segera dipulangkan ke tanah air.

"Kami berharap pemerintah, Pak Presiden Joko Widodo untuk memulangkan saudara kami Humaidi Zahid yang masih berada di Wuhan. Karena yang kami dengar, Humaidi dan tiga temannya di sana dalam kondisi sehat dan negatif Corona. Kondisi Kota Wuhan juga kabarnya terus membaik," ucap Toni.

Pembina Yayasan Pondok Pesantren Darul Ma'arif, Chalimin mengimbau, para santri dan alumni agar tetap tenang menghadapi wabah virus Corona. Pihaknya pun mengedukasi para santri dan alumni agar senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

"Kepada masyarakat tidak perlu resah, tidak perlu panik berlebihan. Agar tetap santai namun waspada dengan berperilaku bersih, seperti mencuci tangan menggunakan sabun, berwudhu, mandi, dan tetap istiqomah beribadah," katanya.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Kronologi Omed Tertinggal di Wuhan

Mahasiswa CCNU Wuhan asal Indonesia, Humaidi Zahid
Mahasiswa CCNU Wuhan asal Indonesia, Humaidi Zahid. (Liputan6.com)

Pemerintah telah mengevakuasi 238 warga negara Indonesia (WNI) dari ancaman virus corona di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Sejatinya, ada 241 WNI yang siap dievakuasi dan telah menunggu tim penjemput di bandara. Namun, tiga orang lainnya tidak bisa diangkut pulang ke Tanah Air.

Tiga WNI yang berstatus mahasiswa tersebut tidak lolos pemeriksaan kesehatan di bandara. Salah satunya Humaidi Zahid (28), warga Payaman, Solokuro, Lamongan, Jawa Timur, yang saat ini menempuh studi S2 di Central China Normal University (CCNU), Wuhan.

Setelah tertinggal pesawat tim evakuasi, Humaidi dikembalikan ke Kampus CCNU. Hingga saat ini, dia memilih  bertahan seorang diri di salah satu kamar asrama mahasiswa CCNU di tengah kondisi kota yang terisolasi akibat wabah virus corona atau COVID-19.

"Alhamdulillah sehat. Kalau kondisi kesehatan baik-baik saja, cuma ya mental ini kadang naik turun, namanya berada di dalam kondisi seperti ini, entah musibah atau apa ini enggak tahu saya," ujar Humaidi saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis 27 Februari 2020 malam.

Humaidi menceritakan, dia tertinggal di Wuhan lantaran saat dijemput tim evakuasi pada 2 Februari lalu, dirinya sedang batuk ringan. Dia bersama dua mahasiswa lainnya terpaksa ditahan sementara dan dicek kondisi suhu tubuh dan kesehatannya hingga tiga kali dalam waktu sekitar satu setengah jam sebelum akhirnya dilepas.

Namun takdir berkata lain. Saat dirinya dilepas petugas kesehatan bandara, pesawat tim evakuasi telah terbang meninggalkan Kota Wuhan. Humaidi pun dikembalikan ke kampus dan tinggal di asrama mahasiswa yang mulai sepi hingga saat ini.

"Kan waktu itu semua harus isi formulir, di kolom kesehatan saya centang kolom batuk. Harapannya ya enggak mau ngerepotin temen-temen, barang kali nanti di pesawat dapat tempat duduk khusus," ucap alumni Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu.

Desakan DPR

Cerita Omed dan tiga mahasiswa lainnya yang masih tertinggal di Wuhan mulai ramai di Indonesia. Anggota Komisi IX DPR RI, Saleh P Daulay pun mendesak pemerintah Indonesia untuk segera memulangkan empat mahasiswa Indonesia yang masih tertinggal di Wuhan, China itu.

"Saya mendesak pemerintah untuk segera melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengevakuasi mahasiswa Indonesia yang ada di Wuhan. Saya mendengar masih ada empat orang mahasiswa yang luput dari evakuasi," kata dia kala kepada Liputan6.com, Sabtu (29/2/2020).

Anggota dewan dari fraksi PAN itu meminta pemerintah untuk segera mencari informasi mengenai keberadaan dan kondisi dari keempat mahasiswa tersebut.

"Mereka ini kan sebenernya orang-orang sehat. Dan mereka juga bersedia dipulangkan dan mereka bersedia mengikuti seluruh peraturan observasi. Oleh karena itu sudah selayaknya pemerintah kita mencarikan jalan untuk memulangkan mereka ke tanah air," ucapnya.

Daulay menilai, di tengah ancaman wabah virus mematikan ditambah sesama warga Indonesia telah banyak yang pulang, maka saat ini mereka yang tertinggal menghadapi beban psikologis yang begitu berat.

"Masing-masing orang kan dengan suasana seperti ini sebetulnya kan panik. Tentu mahasiswa kita juga," tandasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya