Tak Ikuti Imbauan Pemerintah, Anak Muda Tanpa Gejala Bisa Tularkan Corona Covid-19

Pemerintah terus mewanti-wanti kepada masyarakat untuk melakukan social distancing sebagai upaya mencegah sebaran virus corona Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Mar 2020, 17:46 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2020, 17:46 WIB
Antisipasi Virus Corona di Stasiun Gambir
Calon penumpang kereta api mengenakan masker saat berada di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (31/01). Dalam rangka pencegahan Virus Corona, PT Kereta Api Indonesia (persero) melakukan sosialisasi kepada penumpang dengan membagi-bagikan masker di stasiun Gambir. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah kasus positif virus corona Covid-19 di Indonesia bertambah menjadi 514, per Minggu (22/3/2020). Jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah seiring penanganan yang terus dilakukan oleh pemerintah dan otoritas di Indonesia. 

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Ahmad Yurianto tak henti-hentinya mengimbau masyarakat untuk melakukan social distancing atau menjaga jarak saat berinteraksi sekitar 1 meter. Pasalnya, Yurianto melihat masih banyak anak muda yang belum menerapkan imbauan pemerintah itu.

Menurut Yuri, anak muda berpotensi terjangkit virus corona tanpa gejala. Sebab, mereka memiliki imun atau daya tahan tubuh yang kuat sehingga virus corona dapat menjangkiti tanpa diawali dengan tanda-tanda atau gejala seperti batuk, demam, ataupun pilek.

"Terutama pada kelompok umur yang masih muda. Seringkali karena kondisi fisiknya, seringkali karena kondisi imunitasnya jauh lebih baik, maka tidak menjaga jarak, sehingga dia membawa virus ini tanpa gejala," kata Yurianto di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Minggu (22/3/2020).

Karena itu, anak muda yang terpapar meski tanpa gejala, dapat membahayakan orang dengan kondisi yang rentan seperti mereka yang berusia lanjut atau yang memiliki penyakit penyerta.

"Kita tahu bahwa di antara keluarga kita, ada yang rentan, sudah lanjut usia, atau orang dengan penyakit sebelumnya semisal diabetes, hipertensi, dan gagal ginjal. Dan mereka inilah kalau tertular, masuk dalam kondisi yang berat dan tidak menutup kemungkinan ancaman terhadap jiwanya," katanya.

Oleh karenanya, Yurianto meminta kepada anak-anak muda untuk menaati saran-saran yang telah dikeluarkan pemerintah guna bersama-sama memerangi virus corona Covid-19 ini.

"Sadari bahwa ini menjadi bahaya, menjadi penting karena inilah penularan yang terjadi di masyarakat kita," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

514 Kasus Positif

Melihat Posko COVID-19 Dinas Kesehatan DKI Jakarta
Petugas melewati layar pemantau yang menunjukan penyebaran virus corona (COVID-19) di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Senin (9/3/2020). Dari 3.580 orang yang menghubungi Posko COVID-19 DKI Jakarta, ada 64 kasus kategori Orang Dalam Pantauan dan 56 Pasien Dalam Pengawasan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pasien positif virus corona Covid-19 sampai dengan Minggu (22/3/2020) pukul 12.00 WIB bertambah 64 orang. Dengan begitu, jumlah keseluruhan pasien positif virus corona Covid-19 ada 514 orang.

"Update kasus Covid-19 yang ditangani pemerintah sampai hari ini pukul 12.00 WIB, ada penambahan kasus positif 64 orang. Jadi total keseluruhan 514 orang," ujar Juru Bicara Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto di Gedung BNPB Jakarta Timur, Minggu (22/3/2020).

Kemudian, lanjut Yuri, penambahan kasus Covid-19 yang sudah sembuh ada 9 orang.

"Penambahan kasus yang sudah sembuh karena berdasarkan hasil pemeriksaan dua kali negatif dan sudah diperbolehkan pulang ada 9 orang. Jadi total keseluruhan pasien sembuh 29 orang," papar Yuri.

Sedangkan pasien meninggal dunia, lanjut dia, bertambah 10 orang. Jadi total pasien Covid-19 yang meninggal dunia ada 48 orang.

 

 

Ronald Chaniago/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya