Jokowi Larang Warga Mudik, Wali Kota Solo: Sudah Terlambat

Meski Keputusan melarang mudik dianggap terlambat, namun pihak Pemerintah Kota Solo telah mengeluarkan kebijakan untuk melakukan karantina kepada pemudik yang nekat pulang ke Solo.

oleh Fajar Abrori diperbarui 22 Apr 2020, 18:19 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2020, 18:19 WIB
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo. (Liputan6.com/Fajar Abrori)
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menilai perintah larangan mudik sudah terlambat. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Solo - Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menganggap keputusan larangan mudik yang dikeluarkan Presiden Jokowi sudah terlambat. Hal ini dikarenaka para pemudik telah pulang kampung lebih awal sejak pandemi virus corona Covid-19 merebak.

"Melarang mudik itu pas, cuma terlanjur banyak yang sudah mudik ke daerah. Jadi keputusan itu terlambat," kata Wali Kota Solo yang akrab disapa Rudy di Balai Kota Solo, Rabu, (22/4/2020). 

Menurut dia, meskipun Presiden Jokowi terlambat, namun pihak Pemerintah Kota Solo telah mengeluarkan kebijakan untuk melakukan karantina kepada pemudik yang nekat pulang ke Solo. Bahkan, pihaknya telah menyiapkan tiga tempat karantina, meliputi Graha Wisata Niaga, Ndalem Joyokusuman dan Ndalem Priyosuhartan.

"Bagi pemudik tetap saya karantina 14 hari. Jadi pemudik yang pulang melalui stasiun, bandara dan terminal langsung diantar ke tempat karantina di Graha Wisata Niaga," ucap mantan wakil Jokowi saat menjabat Wali Kota Solo.

Bahkan, Rudy menilai kebijakan tersebut sangat efektif karena kini pemudik kian takut untuk pulang ke Solo. Hal ini terlihat dari jumlah pemudik yang semakin hari semakin turun yang masuk ke tempat karantina di Graha Wisata Niaga.

"Sangat efektif, nyatanya yang datang tidak banyak. Dan masyarakat yang pulang dan masuk karantina pada menyesal tahu begini tidak pulang. Tapi ada juga yang sampai Solo balik lagi ke daerahnya," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


120 Pemudik di Karantina

Begini Suasana Terminal Kampung Rambutan
Sejumlah calon pemudik bersiap memasuki bus di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Rabu (22/4/2020). Terminal Kampung Rambutan masih melayani penumpang menjelang pelarangan mudik Lebaran 2020 guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19 pada Jumat 24 April mendatang. (merdeka.com/Imam Buhori)

Rudy menjelaskan, saat ini jumlah pemudik yang dikarantina mencapai sekitar 120 orang. Jumlah itu sebagian besar dikarantina di Graha Wisata Niaga. Sedangkan dari Ndalem Joyokusuman yang sudah dibawa ke rumah sakit itu ada 5 orang.

"Kemarin saya mengantar pulang ke rumah pemudik pertama yang telah selesai menjalani karantina selama 14 hari," kata dia.

Selanjutnya ia juga mengingatkan pemberlakukan karantina bagi pemudik tidak hanya bagi kalangan masyarakat umum, namun juga pejabat dan tamu VIP. Siapapun yang datang dari Jakarta harus masuk karantina.

"Kalau sudah membuat aturan seperti itu pejabat dan orang Jakarta jangan ke Solo, biarpun itu VVIP," tegas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya