Liputan6.com, Jakarta - Tokoh agama Muhammad Quraish Shihab mengungkapkan ibadah ramadan seperti berpuasa dan zakat tidak harus dilakukan di masjid. Sementara ibadah salat Tarawih dilakukan di rumah saja.
"Salat Tarawih, nah sekarang karena ada pandemi, timbul permasalahan kalau Tarawih berjamaah maka diduga keras oleh ahlinya itu bisa menyebarkan dan bisa menjadikan yang berkunjung itu terjangkit penyakit," katanya di BNPB, Jakarta Timur, Jumat (24/4/2020).
Baca Juga
"Dalam konteks ini agama menyatakan bahwa yang memelihara kesehatan itu adalah salah satu kewajiban bagi setiap individu. Jadi jangan ke Masjid," sambungnya.
Advertisement
Lebih lanjut ia bercerita tentang bagaimana Nabi Muhammad SAW dan Khalifah Abu Bakar selama dua tahun setelah wafatnya Rasulullah melaksanakan ibadah salat Tarawih di rumah. Ia menyebutkan, bahwa Rasulullah hanya tiga kali melaksanakan ibadah salat Tarawih di masjid untuk tiga malam awal Ramadhan secara beruntun.
"Nabi hanya melakukannya tiga kali. Tiga malam berturut-turut. Kemudian setelah itu beliau melaksanakannya di rumah. Jika kemudian, kalau kita tidak melakukannya di masjid itu tidak masalah. Bahkan, kita bisa mengatakan bahwa kalau kita melakukannya di rumah itu bisa meneladani Rasulullah SAW," ujarnya.
Â
Â
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Nabi Tarawih di Rumah
Meskipun demikian, ia mengingatkan bahwa melaksanakan ibadah Tarawih di rumah bukan berarti lebih baik ketimbang masa kekhalifaan Sayyidina Umar bin Khatab yang menganjurkan ibadah salat sunah itu dilaksanakan berjamaah di masjid.
"Tapi paling tidak kita punya dasar kenapa melaksanakannya di rumah. Itu adalah contoh diberikan Rasulullah dalam 27 malam di rumah. Dan tiga malam pertama saja itu beliau melaksanakannya (di masjid). Jangan memaksanakan diri untuk melaksanakannya di masjid," pungkasnya.
Reporter: Ronald Chaniago
Sumber: Merdeka.com
Advertisement