Perawat Tangguh Nani Suhartini Meninggal saat Berstatus PDP Corona

Kabar duka kembali datang dari petugas medis pada pandemi Corona saat perawat di Rumah Sakit Sukmul Sisma Medika, Nani Suhartini meninggal dunia.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 04 Mei 2020, 23:38 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2020, 23:37 WIB
Kerabat Pasien Corona Depok Dibawa ke RSPI Sulianti Saroso
Petugas Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengenakan pakaian pelindung khusus saat menangani pasien yang diduga terinfeksi Corona di Gedung Mawar RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta, Senin (2/3/2020). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kabar duka kembali datang dari petugas medis pada pandemi Corona saat perawat di Rumah Sakit Sukmul Sisma Medika, Nani Suhartini meninggal dunia, pukul 11.30 WIB, Senin (4/5/2020).

Nani meninggal setelah berstatus sebagai pasien dalam pemantauan (PDP).

Sebelum meninggal, Nani menjalani perawatan di rumah sakit sejak 22 April sampai 27 April 2020 di RS tempatnya bekerja.

Namun, kondisinya terus memburuk hingga dirujuk ke Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta pada 30 April 2020.

"Keluarga besar Persatuan Perawat Nasional Indonesia kota administrasi Jakarta Utara, kembali kehilangan salah satu putri terbaik bangsa, ibu Nani Suartini. Beliau tercatat sebagai anggota PPNI dan telah mengabdikan diri lebih dari 10 tahun di RS Sukmul Sisma Medika," ujar Ketua DPD PPNI Jakarta Utara, Maryanto, dalam video keterangannya, Jakarta, Senin.

Menurut dia, Nani merupakan perawat yang profesional dan memiliki rekam jejak yang bagus.

"Beliau adalah perawat yang tangguh gugur sebagai pahlawan bangsa," kata Maryanto.

Dia mengatakan, Nani meninggalkan 3 putri. Dua di antaranya masih berstatus sebagai pelajar.

"Kami tentunya sangat kehilangan karena beliau putri terbaik yang sudah kita kenal sejak lama," tutur Maryanto.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Cukup Berhenti di Nani

Mengintip Ruang Isolasi Pasien Virus Corona di RSUP Persahabatan
Aktivitas tim medis saat menangani pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona atau COVID-19 di ruang isolasi Gedung Pinere, RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Rabu (4/3/2020). Sebanyak 10 dari 31 pasien yang dipantau dan diawasi RSUP Persahabatan merupakan pasien rujukan. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Maryanto berpesan agar perawat lainnya, terutama yang menangani pasien Covid-19, tidak kendur semangat mengetahui kabar duka tersebut. Sebab, kata dia, perawat merupakan benteng terakhir untuk Republik Indonesia dalam menghadapi wabah Corona.

"Kami berharap Ibu Nani adalah orang terakhir, mudah-mudahan tidak ada lagi korban. Mudah-mudahan kita tetap kuat sehingga kita memberikan layanan asuhan keperawatan ini dalam kondisi prima," kata Maryanto.

Dia berharap agar pemerintah tetap memperhatikan ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi seluruh perawat dan tenaga kesehatan lainnya.

"Juga untuk tetap memperhatikan jam kerjanya, pemberian multivitamin sehingga rekan-rekan kami tetap terperhatikan keselamatan kerjanya sehingga tidak mudah terserang virus Corona," ujar Maryanto.

Dia juga meminta pemerintah merealisasikan asuransi bagi tenaga medis seperti perawat, sehingga mereka tidak was-was memikirkan biaya jika perawatan jika terpapar Covid-19.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya