Mahasiswa dan Siswa Terdampak Covid-19 Terima Bantuan dari Pemkot Tarakan

Wali kota Tarakan dr. Khairul M.Kes menyerahkan bantuan paket sembako untuk mahasiswa Universitas Borneo Tarakan (UBT) dan siswa dari Yayasan Don Bosco, yang terdampak Covid-19.

oleh Liputan6.com pada 22 Mei 2020, 12:00 WIB
Diperbarui 22 Mei 2020, 10:23 WIB
Mahasiswa dan Siswa Terdampak Covid-19 Terima Bantuan dari Pemkot Tarakan
Wali kota Tarakan serahkan bantuan paket sembako kepada Mahasiswa dan Siswa yang terdampak Covid-19. (Foto:Dok.Pemkot Tarakan)

Liputan6.com, Jakarta Wali kota Tarakan dr. Khairul M.Kes menyerahkan bantuan paket sembako untuk mahasiswa Universitas Borneo Tarakan (UBT) dan siswa dari Yayasan Don Bosco, yang terdampak Covid-19.

Sebanyak 500an orang dari UBT dan Don Bosco sekitar 15 orang yang menerima bantuan paket sembako dari Pemkot Tarakan.

Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis oleh Khairul kepada guru maupun perwakilan mahasiswa, bertempat di halaman Stadion Datu Adil, Rabu (20/5/2020)

"Dari UBT dan Don Bosco memang ada permintaan, diusulkan ke pemkot karena banyak dari mahasiswa dan siswa yang tidak pulang karena PSBB," ujar Khairul

Seperti diketahui, sejak pembatasan PSBB mulai diberlakukan baik transportasi laut nyaris tidak ada speedboat yang datang dan pergi. Jika ada, menggunakan jalur tikus dan rawan terjadi kecelakaan. Begitu pun melalui transportasi udara sehingga mahasiswa yang dari luar Tarakan, kesulitan untuk pulang ke kampung halamannya.

"Jadi kita berikan bantuan sembako hanya satu kali ini. Selama lockdown saja, satu orang diberikan 15 kg semoga bisa memenuhi kebutuhan mereka mungkin untuk digunakan sampai dua bulan bisa," katanya

Sebelum diberikan bantuan, calon penerima terlebih dulu dilakukan verifikasi. Untuk mengetahui benar tidaknya tertahan di Tarakan, dan bukan warga Tarakan. Setelah dilakukan pengecekan, kemudian baru diserahkan bantuan.

Saat ini baru dari UBT dan Don Bosco yang mengajukan bantuan sembako ke Pemkot Tarakan, bantuan yang diberikan tersebut hanya saat lockdown. Sehingga ketika nanti sudah dibuka, mahasiswa yang ingin pulan ke kampungnya sudah diizinkan.

"Konsepnya memang penerimanya adalah mahasiswa yang memiliki kartu identitas luar kota namun kuliahnya di Tarakan, sedangkan untuk mahasiswa kita yang diluar Tarakan ada sekitar 70an orang mau kembali tapi tidak bisa. Itu akan kita berikan uang," ungkapnya

Adapun besaran uang yang diberikan Rp200 ribu dan hanya sekali. Namun, akan dilihat lagi jika ternyata ada perpanjangan lockdown di tempat kuliah mahasiswa yang di luar wilayah.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya