BNPB Catat Lebih dari 1.300 Bencana Terjadi Selama 2020, 188 Jiwa Jadi Korban

Data BNPB menunjukkan, bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang paling mendominasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Mei 2020, 16:32 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2020, 16:32 WIB
Ilustrasi banjir (iStock)
Ilustrasi banjir (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) mencatat ada lebih dari 1.300 bencana alam yang terjadi sejak awal Januari hingga Mei 2020. Data BNPB hingga 31 Mei 2020 menunjukkan 188 jiwa meninggal dunia akibat bencana tersebut. 

Data itu juga menunjukkan, bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang paling mendominasi. 

Kapusdatin dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, banjir masih menjadi bencana tertinggi dibandingkan jenis bencana hidrometerologi lainnya, seperti tanah longsor dan angin puting beliung. Banjir biasanya dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi. 

"Data BNPB hingga hari ini mencatat kejadian banjir sebanyak 532 kali. Banjir juga berdampak paling tinggi terhadap kerugian, baik korban jiwa dan kerusakan material," kata Raditya, Jakarta, Minggu (31/5/2020).

Kemudian, sepanjang Januari hingga Mei 2020, total korban meninggal akibat banjir berjumlah 128 jiwa, luka-luka 119 dan hilang 7 orang. Sedangkan dampak pengungsian yang pernah terjadi, BNPB mencatat lebih dari 2 juta warga mengungsi karena banjir.

Dia mengatakan, total kerusakan rumah akibat banjir hingga akhir Mei ini mencapai ribuan. Kerusakan rumah dengan kategori rusak berat (RB) berjumlah 2.689 unit, rusak sedang (RS) 1.218 dan rusak ringan (RR) 4.094.

"Kerusakan pada sektor publik sebagai berikut, fasilitas pendidikan 295 unit, peribadatan 369, kesehatan 25 dan perkantoran 46, sedangkan kerusakan infrastruktur vital berupa jembatan sejumlah 163 unit," ucap Raditya soal rekapitulasi bencana di Indonesia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bencana Lainnya

Raditya melanjutkan, data bencana lainnya berdasarkan jumlah kejadian adalah angin puting beliung 397 kali, tanah longsor 306, kebakaran hutan dan lahan 123, gelombang pasang atau abrasi 15, gempa bumi 5, letusan gunung api 3 dan kekeringan 1.

"Data kejadian bencana yang total berjumlah 1.382 kejadian tersebut belum memperhitungkan data bencana nonalam, seperti pandemi Covid-19," kata Raditya.

Sementara itu, korban meninggal akibat bencana tanah longsor berjumlah 51 jiwa, puting beliung 8 dan karhutla 1. Total kerusakan rumah akibat bencana hingga Mei 2020 dengan kategori RB berjumlah 4.051 unit, RS 2.596 dan RR 11.516.

Dia menambahkan, hingga akhir Mei ini masih terjadi bencana yang dipicu oleh hujan intensitas tinggi. BPBD daerah Kabupaten Agam menginformasikan Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB kejadian tanah longsor di Nagari Baringin, Kecamatan Palalembayan, Agam, Sumatera Barat. Kejadian yang tidak menimbulkan korban jiwa ini terjadi pada Sabtu kemarin (30/5) pukul 17.20 WIB.

Longsor itu pun sempat menutup akses jalan sepanjang 25 meter. Ketinggian longsor 25 cm hingga 100 cm berhasil dibersihkan sehingga kendaraan dapat melewatinya.

"Menyikapi kondisi di wilayah nusantara, masyarakat diimbau untuk selalu waspada. Meskipun jelang pergantian musim, pada pekan terakhir Mei masih ditemui beberapa kejadian banjir. Di sisi lain, potensi angin puting beliung juga perlu diwaspadai, yang biasanya terjadi pada saat pergantian musim," imbuhnya.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya