Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak menemukan 25 kasus penderita Human Immuno Deficiency Virus dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) di wilayah setempat pada periode Januari sampai April 2020.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak Triatno Supiono mengatakan untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS itu, pihaknya memberikan edukasi kepada kelompok-kelompok rawan penularan penyakit, seperti wanita tuna susila dan kalangan LGBT (lesbian, gay, biseksual, transgender).
Baca Juga
Triatno mengatakan pencegahan ODHA (orang dengan HIV/AIDS) harus dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, pemerintah daerah, termasuk media.
Advertisement
"Penyebaran HIV/AIDS dapat mengancam generasi bangsa karena penyakit itu hingga kini belum ada obatnya dan bisa menimbulkan kematian," ujarnya seperti dikutip dari Antara.
"Kami terus berupaya untuk melakukan pencegahan agar kasus HIV/AIDS itu tidak menularkan ke orang lain," katanya menjelaskan.
Menurut dia, jumlah penderita HIV/AIDS tahun ke tahun meningkat dan jika diakumulasikan selama 2000-2020 sebanyak 275 orang dan diantaranya 116 orang dilaporkan meninggal dunia.
ODHA di Kabupaten Lebak itu kebanyakan ibu rumah tangga akibat tertular dari suaminya yang terlebih dahulu positif HIV/AIDS.
Penyebaran penyakit itu ditularkan melalui jarum suntik, narkoba, dan hubungan seks bebas juga transfusi darah dari penderita yang positif terkena virus HIV/AIDS.
Disamping itu juga bayi yang menyusui dari ibunya yang positif penyakit HIV/AIDS.
"Kami minta semua elemen harus mencegah penyebaran HIV/AIDS itu," katanya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Dapat Pengobatan Gratis
Kepala Bagian Humas RSUD Adjidarmo Rangkasbitung Budi Kuswandi mengatakan semua penderita HIV/AIDS mendapat pengobatan gratis Anti Retro Viral (ARV) melalui bantuan pemerintah.
"Kami memberikan pengobatan gratis itu untuk meningkatkan kualitas penderita ODHA sehingga mereka bisa bertahan hidup," katanya.
Advertisement