Sekda Kota Bandung: Dulu Virus Corona Ganas, Sekarang Tidak

Masyarakat kini dinilainya sudah tak rentan terpapar virus COVID-19 dan mulai berdisiplin menerapkan protokol kesehatan.

oleh Muhammad Ali diperbarui 24 Jun 2020, 10:42 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2020, 09:28 WIB
Gambar ilustrasi ini dengan izin dari National Institutes of Health pada 27 Februari 2020. Menunjukkan mikroskopis elektron transmisi SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes of Health).
Gambar ilustrasi ini dengan izin dari National Institutes of Health pada 27 Februari 2020. Menunjukkan mikroskopis elektron transmisi SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes of Health).

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyatakan tingkat fatalitas wabah COVID-19 di Kota Bandung sudah tidak lagi ganas setelah melalui sejumlah fase Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga saat ini.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna, mengatakan hal tersebut dikarenakan penanganan pasien COVID-19 hingga saat ini semakin membaik, sehingga tidak ada lagi gelombang kasus kematian yang cukup banyak.

"Dulu di Bandung itu virus itu begitu cepat menuju kematian. Sekarang itu justru kematian itu menjauh, kebanyakan sembuh. Jadi dulu ganas, sekarang tidak lagi ganas," kata Ema di Balai Kota Bandung, Selasa, 23 Juni 2020.

Selain itu, menurut dia, tingkat imunitas masyarakat semakin membaik dibandingkan fase awal masuknya wabah tersebut. Menurut dia, masyarakat kini sudah tak rentan terpapar virus COVID-19 dan mulai berdisiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Artinya kesembuhan dan pengendalian itu di Bandung cukup baik, saya yakin suatu waktu cepat atau lambat bahwa itu akan kembali kepada situasi yang kita harapkan," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

6 Kasus Kematian dalam 2 Bulan

Berdasarkan data Pusat Informasi COVID-19 (Pusicov) Kota Bandung, sejak awal dilaksanakannya PSBB pada 22 April 2020, sudah ada sebanyak 34 orang yang meninggal akibat COVID-19.

Namun setelah dua bulan berlalu atau hingga 22 Juni 2020, jumlah kematian hanya bertambah enam kasus, menjadi 40 kasus kematian.

Sedangkan sejak tanggal 17 Maret hingga 22 April atau sebelum adanya PSBB, jumlah kasus kematian mencapai 34 kasus dalam waktu hanya satu bulan lebih. Sehingga ia mengklaim penanganan pasien COVID-19 pasca-adanya PSBB sudah membaik.

"Artinya kinerja penanganan pandemi ini bagus. Tapi, kan, silakan saja masyarakat yang menilai," katanya seperti dikutip dari Antara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya