Jokowi: Asal untuk Rakyat, Saya Pertaruhkan Reputasi Politik

Bahkan, Jokowi menegaskan dirinya siap mengeluarkan peraturan presiden (perpres) atau peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) apabila dibutuhkan.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 28 Jun 2020, 19:46 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2020, 19:41 WIB
Jokowi Buka Raker Kementerian Perdagangan 2020
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan 2020 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Jokowi mengingatkan jajaran Kemendag agar segera mencari jalan keluar dari krisis yang disebabkan oleh virus corona (covid-19). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta para menterinya tak ragu membuat kebijakan untuk menyelamatkan negara dari ancamam krisis akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Bahkan, Jokowi menegaskan dirinya siap mengeluarkan peraturan presiden (perpres) atau peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) apabila dibutuhkan.

"Kalau mau minta Perppu lagi saya buatin perppu, kalau (peraturan) yang sudah ada belum cukup. Asal untuk rakyat, asal untuk negara. Saya pertaruhkan reputasi politik saya," tegas Jokowi dalam sidang kabinet paripurna yang digelar Kamis, 18 Juni 2020.

Jokowi mengingatkan para menterinya bahwa situasi negara tengah tidak normal. Saat ini, kata dia, diperlukan kerja yang lebih keras untuk menangani pandemi corona.

"Kalau saya lihat, Bapak/Ibu dan saudara-saudara masih melihat ini sebagai masih normal, berbahaya sekali. Kerja masih biasa-biasa saja. Ini kerjanya memang harus ekstra luar biasa, extraordinary," jelasnya.

Jokowi meminta jajarannya untuk memiliki perasaan sama bahwa saat ini bukanlah situasi yang normal. Sehingga, setiap kebijakan yang diambil tidak boleh standart atau biasa-biasa saja.

Suasana Krisis

"Jadi, tindakan-tindakan kita, keputusan-keputusan kita, kebijakan-kebijakan kita, suasananya harus suasana krisis. Jangan kebijakan yang biasa-biasa saja menganggap ini sebuah kenormalan. Apa-apaan ini?" ujarnya.

Dia mengungkapkan bahwa Organization of Economic Co-Operation Development (OECD) menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia terkontraksi minus 6-7,6 persen. Bank Dunia juga memprediksi pertumbuhan ekonomi mengalami minus 5 persen.

"Jangan memakai hal-hal yang standar pada suasana krisis. Manajemen krisis sudah berbeda semuanya mestinya," ucap Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya