Duka Fahri Hamzah Kehilangan Hilmi Aminuddin

Menurutnya, sosok Hilmi tidak hanya berpengaruh di masyarakat, tapi juga pada pribadi-pribadi para aktivis.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 30 Jun 2020, 23:32 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2020, 23:32 WIB
Fahri Hamzah dan Fadli Zon Jenguk Ahmad Dhani di Rutan Cipinang
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah memberikan keterangan kepada awak media usai menjenguk Ahmad Dhani di Rutan Klas I Cipinang, Jakarta, Rabu (6/2). Fadli Zon dan Fahri mempertanyakan rencana pemindahan Ahmad Dhani ke Surabaya. (Merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Politikus Partai Gelora Fahri Hamzah mengaku berduka atas wafatnya KH Hilmi Aminuddin. Fahri menilai Hilmi yang merupakan pendiri PKS itu adalah salah satu promotor aktivis Islam hingga menjadi kekuatan politik di Indonesia.

“Beliau menjadi bagian dari aktivis Islam, dan memperjuangkan cita-cita dan nilai-nilai luhur yang kita yakini dari hari ke hari hingga menjelma menjadi kekuatan politik di negeri kita yang tercinta,” kata Fahri saat dihubungi, Selasa (30/6/2020).

Mantan Politikus PKS itu mengaku terpukul saat mendengar kabar Hilmi Aminuddin meninggal dunia. Ia menyebut, sosok Hilmi tidak hanya berpengaruh pada masyarakat, melainkan juga pribadi-pribadi para aktivis.

“Perasaaan kehilangan, perasaan sedih dan terpukul tentu akan ada dan itulah yang menjelaskan bahwa memang beliau bukan saja orang yang berpengaruh kepada masyarakat, tapi orang yang berpengaruh pada pribadi kita masing-masing," ujarnya.

Fahri lantas mendoakan agar almarhum Hilmi Aminuddin mendapatkan surga Allah SWT.

“Atas pribadi dan keluarga dan juga semua yang merasa dekat dengan beliau, kami berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT. Mudah-mudahan Allah melapangkan jalannya dan ditempatkan di tempat yang tinggi di sisi-Nya menuju surga Allah yang Jannatun naim,” tandasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Sepak Terjang Hilmi Aminuddin

dewan-syuro-pks-4-131021d.jpg
Hilmi Aminuddin memberikan kesaksian berdasarkan pengakuan Luthfi yang mengatakan jika Hilmi merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan Luthfi dengan Bunda Putri (Liputan6.com/ Abdul Aziz Prastowo)

Sebelumnya diberitakan, pendiri sekaligus mantan Ketua Majelis Syuro PKS KH Hilmi Aminuddin meninggal dunia. Dari informasi yang diterima Liputan6.com, HilmiAminuddin meninggal pada Selasa (30/6/2020) pukul 14.24 WIB.

"Innalillahi wa inna ilaihi rajiuun. Telah berpulang ke rahmatulloh Gurunda kami KH. Hilmi Aminuddin Hari ini pukul 14.24 di ruangan Berlian Timur RS. Santosa Central. Smoga almarhum husnul khotimah, dn keluarga nya diberi kesabaran dn mendapat ridho Allah..aamiin," demikian informasi tersebut.

Hilmi Aminuddin merupakan pendiri gerakan dakwah atau di era 1980-1990-an dikenal dengan sebutan harakah tarbiyah dan pernah menjabat sebagai Ketua Majelis syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Hilmi Aminuddin adalah putra Danu Muhammad Hasan, satu dari tiga tokoh penting Darul Islam (Tentara Islam Indonesia) pimpinan Kartosoewirjo.

Pada usia enam tahun, Hilmi memulai pendidikannya dengan mendaftar di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Selulusnya dari sana, dia berkelana ke sejumlah pesantren di Jawa.

Pada tahun 1973, Hilmi memutuskan untuk berangkat ke Arab Saudi dan belajar di Fakultas Syariah Universitas Islam di Madinah. Selama enam tahun menuntut ilmu di universitas tersebut, Hilmi kerap berkumpul dengan Yusuf Supendi yang juga merupakan tokoh perintis PKS. Kala itu Yusuf sedang berkuliah di Universitas Imam Muhammad Ibnu Saud, Riyadh.

Sekitar tahun 1978, Hilmi Aminudin lulus kuliah dan pulang ke Indonesia. Sepulangnya dari Arab Saudi, Hilmi memulai kariernya dengan berdakwah. Tapi karena Hilmi tidak memiliki Pondok Pesantren seperti kebanyakan ulama di Indonesia saat itu, Hilmi pun berdakwah dari masjid ke masjid, atau dari satu kelompok pengajian ke kelompok pengajian lainnya.

Pada tahun 1998, Hilmi bersama beberapa rekannya mendirikan Partai Keadilan dan pada tahun 2002, partai tersebut berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera agar bisa ikut pemilihan umum dua tahun berikutnya. 

Karena baru didirikan dan hanya mendapatkan 7 kursi di parlemen, atau 1.5 persen maka peranan PKS saat itu belum begitu kelihatan dan lebih fokus ke dalam partai. Pada tahun 2005, Hilmi ditunjuk menggantikan Rahmat Abdullah yang meninggal dunia untuk menjadi Musyawarah Majelis Syuro I yang merupakan lembaga tertinggi di PKS.

Saat itu, Hilmi Aminuddin terpilih melalui mekanisme voting tertutup dengan mendapatkan 29 suara dari 50 anggota Majelis Syuro. Dia mengungguli tiga calon lainnya yakni Salim Segaf Al-Jufri (12 suara), Surahman Hidayat (8 suara) dan Abdul Hasib Hasan(1 suara).

Pada tahun 2010, Hilmi kembali terpilih menjadi ketua Majelis Syuro dalam Pemilihan Raya (Pemira) Majelis Syuro PKS. Mekanisme Pemira untuk memilih angota majelis syuro yang baru ini selayaknya pemilu. Jumlah anggota MS yang dipilih ada 99 orang. Dalam pemira ini, PKS telah membentuk panitia prapemira yang akan menyeleksi sekitar 1.000 anggota ahli PKS menjadi 195 calon nama.

Penyeleksian tersebut berdasarkan syarat yang telah ditetapkan oleh AD/ART. Dari 195 nama ini dipilih 65 nama terbanyak. Setelah diambil sumpahnya, mereka yang terpilih ini menunjuk 32 nama sebagai anggota ahli majelis syuro. Sedangkan dua anggota lainnya adalah anggota tetap majelis syuro yaitu Hilmi Aminuddin dan Salim Segaf Al-Jufri.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya