Soal Reshuffle, Jokowi Diminta Perhatikan Enam Kriteria Ini

Pangi mewanti-wanti, akan celaka bila Jokowi memilih hanya sebatas memenuhi representasi partai, ormas, profesional, tim sukses dan relawan saja.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 01 Jul 2020, 14:20 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2020, 14:20 WIB
FOTO: Presiden Jokowi Kunjungan Kerja ke Jawa Tengah
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kiri) menyampaikan pengarahan kepada ratusan audiens di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kompleks Kantor Gubernur Jawa Tengah, Semarang, Selasa (30/6/2020). Jokowi melakukan kunjungan kerja ke beberapa wilayah di Jawa Tengah. (Liputan6.com/Gholib)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, mewanti Presiden Jokowi agar tak salah pilih orang saat reshuffle. Karenanya, menurut Pangi, presiden wajib perhatikan enam kriteria ini.

"Pertama menteri yang bisa bekerja cepat, kedua disiplin, tiga mau bersabar, empat laten terhadap kerja-kerja teknis dan detail, kelima mampu mengimbangi kerja cepat presiden, keenam punya terobosan dan narasi besar memajukan bangsa dan negara," kata analis politik ini saat dihubungi, Rabu (1/7/2020).

Saat disinggung siapa sosok memenuhi kriteria terkait dan kementerian apa yang membutuhkan menteri baru, Pangi enggan berspekulatif. 

Namun Pangi mewanti, akan celaka bila Jokowi memilih hanya sebatas memenuhi representasi partai, ormas, profesional, tim sukses dan relawan saja.

"Tunggu saja kehancuran," kritis Pangi. 

Sebagai pengamat, Pangi mengamini tantangan Presiden Jokowi sudah sangat berat, selain problem kesehatan, krisis ekonomi yang menghantui akan makin berat lagi ke depannya.

"Jika salah mengambil menteri, maka sama saja bunuh diri, harus penuh hati-hati," Pangi menandasi.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Ancaman Reshuffle dari Jokowi

Jokowi Buka Raker Kementerian Perdagangan 2020
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan 2020 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Jokowi meminta dalam raker ini dapat mempercepat prosedur-prosedur yang sebelumnya sangat lama dan berbelit-belit. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Jokowi mengancam akan membubarkan lembaga dan melalukan reshuffle atau perombakan kabinet. Hal ini lantaran Jokowi melihat para jajarannya masih bersikap biasa-biasa saja padahal negara tengah krisis.

Jokowi menyampaikan hal ini dalam sidang kabinet paripurna di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis 18 Juni 2020. Dia berbicara dengan nada tinggi.

"Langkah apapun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara. Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Udah kepikiran ke mana-mana saya," ujar Jokowi dalam video dari Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020).

Jokowi menegaskan bahwa saat ini perlu langkah-langkah extraordinary atau luar biasa dalam menghadapi pandemi virus corona (Covid-19) yang telah berjalan selama tiga bulan.

Terlebih, para menteri dan pimpinan lembaga bertanggung jawab terhadap kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia.

"Ini tolong digaris bawahi dan perasaan itu tolong kita sama. Ada sense of crisis yang sama," tegas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya