Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, mengingatkan para pendaki Gunung Lawu agar berhati-hati. Pasalnya, saat ini cuaca dingin ekstrem terjadi di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur tersebut. Suhu di gunung yang mempunyai ketinggian 3.265 mdpl tersebut saat ini mencapai 3 derajat Celsius.
Akibat cuaca ekstrem tersebut, kawasan puncak Gunung Lawu diselimuti kabut tebal dan ditutupi es, sehingga dapat membahayakan pendaki. Cuaca sangat dingin sering dikeluhkan warga yang berada di pintu pendakian, baik melalui Cetho maupun Cemoro Kandang.
"Sangat dingin, saya enggak jadi mendaki. Kemarin baru mau masuk saja sudah ada kabut es, di Cemoro Kandang. Saya pindah ke Cetho, sama saja. Takut malah kedinginan," ujar Wibowo, pendaki asal Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, Senin (6/7/2020).
Advertisement
Koordinator Lapangan Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Karanganyar, Nardi, membenarkan kondisi yang terjadi di puncak Lawu tersebut. Menurut dia, suhu di puncak Lawu mencapai 3 derajat Celsius pada Sabtu, 4 Juli 2020 lalu. Bahkan, dedaunan beberapa tumbuhan tertutup es tipis.
"Kami sarankan untuk para pendaki Gunung Lawu agar mempersiapkan kondisi fisik dan perbekalan dengan baik. Sebab, suhu di puncak Gunung Lawu lebih dingin dari biasanya," jelas Nardi, Senin (6/7/2020).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Dilarang Buat Api Unggun
Menurut dia, cuaca ekstrim merupakan fenomena alam yang biasa terjadi pada Juli dan Agustus atau peralihan musim hujan dan kemarau. Kondisi tersebut membuat cuaca di puncak membekukan tanaman dan diselimuti es.
"Gunung Lawu saat ini suhunya sangat dingin cenderung kering. Ini pertanda akan memasuki peralihan musim hujan ke musim kemarau," terangnya.
"Sekali lagi kami mengingatkan pada para pendaki agar mempersiapkan kebutuhan untuk mengatasi suhu dingin agar tidak beku di puncak. Pendaki harus menyiapkan pelaratan seperti sleeping bag, penghangat tubuh sesuai kebutuhan, obat-obatan dan lain-lain untuk mengatasi hawa dingin di puncak Gunung Lawu," terangnya lagi.
Kendati demikian, ia juga meminta agar para pendaki tidak membuat api unggun untuk menghangatkan tubuh. Hal itu untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kebakaran di hutan Gunung Lawu. Namun, jika sifatnya darurat (hipotermia), diperbolehkan, tetapi harus dijaga benar apinya.
Reporter : Arie Sunaryo
Sumber: Merdeka
Advertisement