Kasus Corona Masih Tinggi, IDI Minta Pemerintah Evaluasi New Normal

Data Minggu 12 Juli 2020, temuan kasus baru Covid-19 sebanyak 1.681 orang. Penambahan ini membuat total kasus yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu mencapai 75.699.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Jul 2020, 10:50 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2020, 10:47 WIB
Melihat Posko COVID-19 Dinas Kesehatan DKI Jakarta
Petugas menunjukan penyebaran virus corona (COVID-19) pada layar pemantau di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Senin (9/3/2020). Sampai hari ini, Posko COVID-19 DKI Jakarta terlah dihubungi 3.580 orang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus virus Corona atau Covid-19 di Indonesia belum menjinak. Dalam sebulan terakhir, terus terjadi penambahan kasus baru Covid-19 per harinya.

Data Minggu 12 Juli 2020, temuan kasus baru Covid-19 sebanyak 1.681 orang. Penambahan ini membuat total kasus yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu mencapai 75.699.

Melihat kasus Covid-19 terus meningkat, Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Muhammad Adib Khumaidi meminta pemerintah segera melakukan evaluasi terhadap kebijakan new normal. Terutama, new normal di wilayah-wilayah dengan penambahan kasus Covid-19 cukup tinggi. Misalnya, Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

"Ini perlu menjadi perhatian berbasis kewilayahan. Kemudian menilai baik secara epidemiologi dan secara medis," ujar Adib saat dihubungi merdeka.com, Senin (13/7/2020).

Dari sisi epidemiologi, yang perlu dikaji secara mendalam adalah rate of transmission dan attack rate. Adib menyebut, jika attack rate tinggi, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) yang dirawat di rumah sakit serta kasus kematian meningkat akibat Covid-19, maka pemerintah harus secara tegas memutuskan memberhentikan sementara new normal.

"Harus ada langkah strategis dari pemerintah untuk kemudian melakukan evaluasi secara ketat dan menerapkan aturan yang lebih tegas bahkan mungkin menerapkan PSBB kembali," kata Adib.

Sementara itu, sebaran terbanyak kasus Covid-19 pada Minggu 12 Juli ada di lima provinsi. Yakni, Jawa Timur dengan 518 kasus baru, DKI Jakarta 404 kasus, Sulawesi Selatan 173 kasus, Kalimantan Selatan 77 kasus, dan Jawa Tengah 70 kasus.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Jokowi Minta Prioritaskan Testing, Tracing, Treatment di 8 Provinsi

Jokowi Pastikan RS Darurat Siap Beroperasi
Presiden Joko Widodo mengenakan masker saat meninjau ruang perawatan Rumah Sakit Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Jokowi memastikan bahwa rumah sakit darurat ini siap digunakan untuk karantina dan perawatan pasien Covid-19. (Kompas/Heru Sri Kumoro/Pool)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyoroti kasus positif virus Corona atau Covid-19 di Tanah Air yang bertambah signifikan dalam beberapa hari terakhir. Jokowi meminta jajarannya untuk fokus melakukan testing, tracing, dan treatment untuk menekan jumlah kasus Covid-19 di sejumlah daerah.

Hal ini disampaikan Jokowi dalam rapat terbatas terkait penanganan Covid-19 yang disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (13/7/2020). Ada 8 provinsi yang mendapat perhatian khusus dari Jokowi.

"Tetap pada concern kita untuk memasifkan 3T, testing, tracing, dan treatment dengan prioritas khusus testing, tracing, dan treatment ini di 8 provinsi yaitu (di antaranya) Jatim, DKI Jakarta, Jabar, Sulsel, Jateng, Sumut, dan Papua," jelas Jokowi.

Jokowi juga meminta agar tes terkait virus Corona melalui metode polymerase chain reaction (PCR) semakin ditingkatkan. Caranya, kata dia, dengan memperbanyak jumlah laboratorium di daerah-daerah serta mobile lab PCR.

"Target yang kita harapkan target yang saya sampaikan bisa tercapai yaitu 30 ribu," ucap Jokowi.

 

 

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya