Bima Arya Sebut Antrean Penumpang KRL di Stasiun Bogor Terurai Senin Pagi

Bima Arya mengatakan, akan melaporkan dan membahas dengan pemerintah pusat mengenai skema yang tepat untuk mengurai kepadatan penumpang KRL di Stasiun Bogor.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 13 Jul 2020, 14:38 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2020, 14:37 WIB
FOTO: Bima Arya Tinjau Penerapan Protokol Kesehatan di Stasiun Bogor
Wali Kota Bogor Bima Arya (tengah) saat meninjau Stasiun Bogor, Jawa Barat, Selasa (9/6/2020). Bima Arya mengunjungi Stasiun Bogor untuk melihat kesiapan aparat keamanan mengantisipasi antrean panjang serta penerapan protokol kesehatan pada penumpang KRL. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Antrean calon penumpang kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Bogor terpantau padat dari pukul 05.00 WIB hingga pukul 06.30 WIB, Senin (13/7/2020). Namun demikian, antrean pengguna KRL tidak separah pada pekan lalu, yaitu menumpuk dan calon penumpang harus antre dua jam untuk bisa naik KRL.

Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, kepadatan penumpang KRL yang biasa terjadi setiap Senin pagi, kali ini sudah dapat terurai. Bahkan, situasi antrean penumpang di Stasiun Bogor sudah terkendali sejak pukul 06.30 WIB.

Faktor terurainya kepadatan di Stasiun Bogor karena adanya penambahan bantuan bus gratis menjadi 150 unit, dari sebelumnya hanya 50 unit. Selain itu, PT KCI selaku operator commuterline juga menambah perjalanan KRL untuk mengurangi waktu antrean penumpang.

"Tentu ini berkat sinergi yang baik. PT KAI menambah dua jadwal lebih pagi pada jam 03.42 dan jam 3.55 WIB serta sistem antrean juga sudah lebik baik. Kemudian ada 150 bus yang disiapkan. 75 unit dari Kemenhub, 75 unit dari Pemprov DKI Jakarta," ungkap Bima.

Meski ratusan bus berdampak terhadap terurainya kepadatan penumpang di Stasiun Bogor, fasilitas transportasi ini bukan digunakan untuk selamanya. Pihaknya akan melaporkan dan membahas dengan pemerintah pusat mengenai skema yang tepat untuk mengurai kepadatan penumpang KRL di Stasiun Bogor.

"Kita sedang mematangkan terus strategi lain yang lebih permanen bersama-sama PT KAI, Kemenhub dan Pemprov DKI. Sebelum ada solusi permanen mudah-mudahan setiap Senin bisa seperti ini," terang Bima.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rapat soal angkutan alternatif bus berbayar

50 Bus Sekolah Dikerahkan untuk Urai Lonjakan Penumpang KRL
Penumpang menaiki bus sekolah di Kawasan Stasiun Sudirman, Jakarta, Jumat (19/6/2020). Dinas Perhubungan DKI Jakarta telah mengerahkan 50 armada bus sekolah untuk membantu mengurai lonjakan penumpang KRL. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menurutnya, Pemkot Bogor hari ini akan mengagendakan menggelar rapat dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek. Dalam pertemuan tersebut akan membahas terkait rencana adanya angkutan alternatif bus berbayar untuk mengangkut penumpang KRL dari Kota Bogor menuju DKI Jakarta.

"Kita sudah menyebar angket untuk mengetahui respons dari penumpang kereta apabila ada angkutan alternatif bus berbayar. Moda transportasi bus ini bisa menjadi permanen," katanya.

Apabila semua pihak menyetujuinya, lanjut Bima, keberangkatan bus-bus ini nantinya akan ditempatkan di beberapa titik lokasi.

"Tapi kita lihat nanti hasil kuesionernya seperti apa. Soal ini kemungkinan kita bekerja sama dengan PO lokal. Harus dibangun sistem kerjasama juga dengan Kota Bogor dengan PO Lokal di Bogor," tambahnya.

Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo menyatakan, PT KAI tetap akan konsisten menerapkan protokol Covid-19 di lingkungan stasiun dan gerbong KRL, meskipun ada penambahan perjalanan KRL dan bantuan tambahan bus.

"Tadi cukup efektif ya. Kita berangkatkan kereta lebih awal dan kita juga tambah tiga perjalanan setiap hari. Totalnya ada 968 mulai hari ini. Meski begitu, masih dibutuhkan bantuan bus karena di dalam gerbong jumlah penumpang masih dibatasi," pungkasnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya