Eijkman: Progres Pengembangan Vaksin Covid-19 Merah Putih Sudah 30 Persen

Lembaga Eijkman ditugasi memimpin konsorsium riset untuk membuat dan mengembangkan vaksin buatan Indonesia berdasarakan protein rekombinan.

oleh Maria FloraLiputan6.com diperbarui 17 Jul 2020, 03:30 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2020, 03:30 WIB
Petugas mengoperasikan mesin uji spesimen COBAS 6800 untuk memeriksa sampel COVID-19 (Tangkapan Layar konferensi pers daring LBM Eijkman)
Petugas mengoperasikan mesin uji spesimen COBAS 6800 untuk memeriksa sampel COVID-19 (Tangkapan Layar konferensi pers daring LBM Eijkman)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan progres pengembangan vaksin Merah Putih untuk virus corona Covid-19 sudah sekitar 20-30 persen.

"Saat ini kalau dilihat persentasenya mungkin kita baru capai 20-30 persen. Tetapi 20-30 persen itu adalah pondasinya," kata Amin dalam konferensi pers pada acara Peresmian Pengoperasian Mesin Deteksi COVID-19 Cobas 6800 Fully Automated Molecular System yang ditayangkan secara virtual di Jakarta, Kamis (16/7/2020). 

Dilansir Antara, lembaga Eijkman ditugasi memimpin konsorsium riset untuk membuat dan mengembangkan vaksin buatan Indonesia berdasarakan protein rekombinan. Lembaga Eijkman menargetkan bibit vaksin potensial didapat pada 2021.

Amin menuturkan bahwa pondasi dari pengembangan vaksin tersebut bersifat krusial dan mendasar. Sehingga jika sudah melewati tahap itu dengan baik, maka ke depannya akan lebih mudah.

"Pondasi itu adalah kami menyiapkan protein rekombinan yang nantinya disiapkan di hewan," tutur Amin.

Selain itu, Eijkman sudah mengidentifikasi dari virus yang bersirkulasi di Indonesia sehingga vaksin Merah Putih yang dikembangkan memenuhi persyaratan berdasarkan informasi virus yang ada di Indonesia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Diuji ke Hewan

Eijkman sudah melakukan amplifikasi bagian dari virus SARS-CoV-2, yakni protein S dan N yang ditargetkan.

"Prosesnya cukup membutuhkan waktu," ujarnya.

Saat ini, gen tersebut sudah diperbanyak dan saat ini sedang dimasukkan ke dalam sel mamalia. Dari situ akan didapatkan protein rekombinan.

"Kami akan dapatkan protein rekombinan yang nanti akan diuji lebih lanjut, apakah dia bisa merangsang respons imun. Awalnya akan diuji pada hewan kecil, kemudian hewan yang lebih besar. Dan jika hasilnya sudah bagus akan kita serahkan ke industri," ujarnya.

Di tahap akhir, Lembaga Eijkman akan menyerahkan hasil penelitian vaksin berupa bibit vaksin kepada industri. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya