Nadiem Sebut Pembelajaran Jarak Jauh untuk Cegah Covid-19 Punya Efek Negatif

Menteri Pendidikan Nadiem Makariem mengungkap, metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) memiliki efek samping yang serius bila diterapkan secara berkepanjangan.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 07 Agu 2020, 20:08 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2020, 19:53 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim saat rapat dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/12/2019). Rapat membahas penghapusan Ujian Nasional (UN) pada 2021 dan sistem zonasi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah memberlakukan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) guna mencegah penyebaran Covid-19. Namun, hal ini disebutkan memiliki efek negatif bagi siswa bila diterapkan berkepanjangan.

Hal itu diungkapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim saat video conference bersama sejumlah menteri lainnya, terkait penyesuaian kebijakan pembelajaran di masa pandemi Covid-19.

"Bagi siswa efek yang bisa sangat negatif dan permanen. Ada 3 dampak utama, satu ancaman putus sekolah, persepsi penurunan capaian belajar, dan kesenjangan," kata Nadiem, Jumat (7/8/2020).

Dia menerangkan soal ancaman putus sekolah di tengah pandemi Covid-19 bisa terjadi, lantaran ada sebagian siswa diminta bekerja lantaran penerapan PJJ oleh sekolahnya tidak optimal. Selain itu, ada persepsi orangtua yang memandang peran sekolah dalam proses pembelajaran sudah bergeser.

"Mereka merasa sekolah tidak optimal. Karenanya ancaman putus sekolah adalah dampak yang real dan bisa berdampak seumur hidup bagi anak-anak kita," tutur Nadiem.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Efek Lainnya

Nadiem pun menerangkan, banyak penerapan PJJ tidak optimal bagi pencapaian belajar siswa. Hal ini disebabkan, adanya kesenjangan kualitas antara anak yang punya akses ke teknologi dan yang tidak.

"Kita beresiko punya generasi dengan learning loss," jelas Nadiem.

Menurut dia, ini semakin berdampak bagi jenjang yang makin muda.

"Di mana akan ada dampak permanen dalam generasi kita, terutama bagi yang lebih muda jenjangnya," kat Nadiem.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya