Jokowi Minta Gubernur Aceh Tekan Angka Penyebaran Covid-19 Sampai Hilang

Untuk itu, Jokowi mengingatkan kepada seluruh masyatakat agar menerapkan protokol kesehatan.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 25 Agu 2020, 14:35 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2020, 14:32 WIB
Presiden Jokowi dalam rapat terbatas. (Foto: Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden)
Presiden Jokowi dalam rapat terbatas. (Foto: Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menilai jumlah kasus positif virus corona (Covid-19) di Aceh masih jauh lebih rendah dibandingkan provinsi-provinsi lainnya. Meski begitu, Jokowi meminta Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah dapat terus menekan penyebaran virus corona di daerahnya.

Hal ini disampaikan Jokowi saat membagikan bantuan presiden (banpres) produktif di Kota Banda Aceh seperti yang ditayangkan di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (25/8/2020). Banpres ini diperuntukkan bagi pelaku usaha mikro dan kecil.

"Ini saya sampaikan kepada pak Gubernur agar pengendalian ini betul-betul ditekan agar Covid-19 bisa hilang dan tidak ada lagi Provinsi Aceh dan seluruh tanah air kita di Indonesia," ujar Jokowi.

Untuk itu, dia mengingatkan kepada seluruh masyatakat agar menerapkan protokol kesehatan. Mulai dari, menggunakan masker, menjaga jarak aman, mencuci tangan, serta tak berkerumun.

Menurut dia, hal itu merupakan cara mencegah penularan virus corona sebab pemerintah hingga kini masih berupaya mengembangkan vaksin corona. Jokowi menargetkan vaksin corona dapat disuntikan ke seluruh masyarakat pada Januari 2021.

"Kita mungkin Insya Allah nanti akan kembali pada posisi normal setelah penduduk semuanya divaksinasi, baru. Kita memproduksi vaksin ini kira-kira bulan Desember-Januari sehingga nanti mulai divaksinnya ya bulan itu, bulan Januari," jelas Jokowi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Berupaya Temukan Vaksin

Seperti diketahui, pemerintah saat ini tengah berupaya menemukan vaksin virus corona (Covid-19). Ada dua calon vaksin yang tengah dikembangkan oleh pemerintah sebelum diproduksi secara besar-besaran.

Salah satunya, yakni vaksin yang diuji klinis oleh PT Bio Farma dengan perusahaan asal China, Sinovac. Vaksin tersebut kini sudah memasuki tahap uji klinis fase III.

Uji klinis tahap III ini merupakan tahapan yang perlu dilalui semua produk farmasi termasuk obat-obatan dan vaksin sebelum diproduksi secara massal. Jika nantinya dalam tahap ini tidak ada efek samping, maka produksi massal di dalam negeri akan dilakukan PT Bio Farma.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya