Kemendikbudristek Gelar Kenduri Swarnabhumi 2024: Guyub Masyarakat Lestarikan Budaya dan Sungai Batanghari

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali menggelar Kenduri Swarnabhumi pada 2024 ini.

oleh Tim News diperbarui 09 Jun 2024, 23:46 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2024, 19:46 WIB
Kenduri Swarnabhumi 2024 merupakan sebuah rangkaian festival budaya tahunan masyarakat sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari, Jambi yang diselenggarakan oleh Kemendibudristek.
Kenduri Swarnabhumi 2024 merupakan sebuah rangkaian festival budaya tahunan masyarakat sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari, Jambi yang diselenggarakan oleh Kemendibudristek. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali menggelar Kenduri Swarnabhumi pada 2024 ini.

Kenduri Swarnabhumi merupakan rangkaian kegiatan kebudayaan yang digelar di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari dan kali ini mengangkat narasi 'Menemukenali Peradaban Masyarakat dengan Sungai'.

Kegiatan Kenduri Swarnabhumi 2024 ini memasuki tahun ketiga sejak pertama kali digelar pada 2022 silam.

Pada 2024 ini, Kenduri Swarnabhumi menjadi momentum penting dalam upaya mengangkat kearifan lokal dengan kehadiran tim kurator dan direktur festival yang merupakan masyarakat lokal dalam menyelenggarakan festival budaya di masing-masing daerahnya.

Para tim kurator dan direktur festival Kenduri Swarnabhumi 2024 telah resmi diumumkan di Workshop Kenduri Swarnabhumi pada 4-5 Juni 2024 lalu.

Workshop ini bertujuan untuk berkoordinasi dan menguatkan narasi terkait penyelenggaraan festival budaya yang tergabung dalam Kenduri Swarnabhumi 2024.

Salah satu dari enam kurator Deki Syaputra yang akan mengakurasi kearifan lokal wilayah Kabupaten Dharmasraya dan Kota Sungai Penuh mengatakan, Kenduri Swarnabhumi membawa dampak positif bagi masyarakat DAS Batanghari.

"Yakni dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga Sungai Batanghari dan budaya yang ada di sepanjang DAS Batanghari. Kenduri Swarnabhumi mengingatkan kembali kepada masyarakat akan keterhubungan mereka dengan sungai dan lingkungan serta budayanya," ujar Deki melalui keterangan tertulis, Jumat (7/6/2024).

Lebih lanjut, Deki mengatakan, pada Kenduri Swarnabhumi 2024 ini, pentingnya kurator dan direktur festival adalah optimalisasi untuk mengangkat potensi sumber daya manusia lokal. Sehingga, kata dia, visi dan misi pelestarian kebudayaan di wilayah DAS Batanghari dapat terwujud.

"Dengan adanya koordinasi yang baik, kita bisa memastikan bahwa setiap elemen budaya yang kita tampilkan memiliki makna dan relevansi yang kuat," terang Deki.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Libatkan Masyarakat Setempat

Kemendikbudristek menyelenggarakan rangkaian kegiatan kebudayaan di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari, yaitu Kenduri Swarnabhumi 2024.
Kemendikbudristek menyelenggarakan rangkaian kegiatan kebudayaan di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari, yaitu Kenduri Swarnabhumi 2024. (Ist)

Dengan begitu, lanjut Deki, dalam penyelenggaraan Kenduri Swarnabhumi 2024, masyarakat dan komunitas sebagai pelaku budaya setempat bisa lebih terlibat mengangkat kearifan lokalnya bersama kurator dan direktur festival.

Sehingga, kata dia, nilai-nilai budaya lokal bisa lestsri dan diturunkan kepada generasi muda.

"Kearifan lokal yang diangkat di wilayahnya seperti tradisi Nahik Pamau, Kenduri Padae, dan Ngalao Ndae dari Kota Sungai Penuh, serta Seni Tari Toga dari Dharmasraya merupakan tradisi yang sudah sangat lama tidak dilaksanakan sehingga dapat memberi pengetahuan kepada generasi muda tentang pengetahuan budaya tersebut," papar Deki.

Selain itu juga, lanjut dia, mengajarkan kepada generasi muda tentang bagaimana kearifan lokal mengatur dan menguatkan keterkaitan antara budaya dengan lingkungan.

Senada, Direktur Festival Kabupaten Batanghari Agung Habibillah menilai, dengan adanya Kenduri Swarnabhumi 2024, ada banyak masyarakat maupun komunitas yang sadar akan lingkungan sungai Batanghari.

 


Banyak yang Bisa Jadi Cagar Budaya

Sungai Batanghari Jambi
Suasana Jembatan Pedestrian yang melintasi Sungai Batanghari di Kota Jambi. (Dok. Istimewa/B Santoso)

Selain itu, menurut Agung, banyak barang-barang atau bangunan pinggir sungai yang bisa diselamatkan sebagai cagar budaya.

"Tradisi lama pun hidup kembali. Benang merah yang saya tarik dari 2022 sampai sekarang adalah penyelamatan sungai Batanghari," ucap dia.

Melihat antusiasme festival di tahun ini, ia sangat yakin Kenduri Swarnabhumi Jambi setelah ini menjadi festival yang dinantikan masyarakat Jambi.

"Apalagi dukungan dari pemerintah yang besar dan kuat," lanjut Agung.

Ia juga mengakui, kesuksesan Kenduri Swarnabhumi juga ditentukan oleh keterlibatan masyarakat lokal yang memahami dan mengenali potensi budaya di tengah masyarakat Jambi.

Agung menilai, adanya kurator lokal menjadi kekuatan yang sangat potensial untuk membangun narasi kreatif dalam mewujudkan festival yang mampu mempromosikan kebudayaan dan lingkungan setempat.

"Masyarakat lokal sebagai pelaku dalam festival ini, didampingi oleh komunitas di bawah tanggung jawab direktur festival, menciptakan harmoni yang luar biasa dalam penyelenggaraan acara ini," kata dia.

"Kenduri Swarnabhumi 2024 telah membuktikan bahwa dengan koordinasi yang baik, kolaborasi antar berbagai pihak, dan penggunaan teknologi yang tepat, kearifan lokal dapat diangkat dan dilestarikan dengan cara yang inovatif dan berkelanjutan," jelas Agung.

Infografis: Warisan Budaya Indonesia yang Sudah Diakui UNESCO
Infografis: Warisan Budaya Indonesia yang Sudah Diakui UNESCO
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya