Tim Riset: Banyak Relawan Vaksin Covid-19 yang Tak Datang saat Pemeriksaan

Rodman berharap, ke depannya para relawan Vaksin Covid-19 bisa menyesuaikan waktu para peneliti. Sehingga tidak lagi ditemui relawan tersebut tidak datang saat pemeriksaan.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Sep 2020, 11:08 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2020, 06:47 WIB
Sampel vaksin COVID-19 nonaktif di Sinovac Biotech Ltd. Beijing, China. (Xinhua/Zhang Yuwei)
Sampel vaksin COVID-19 nonaktif di Sinovac Biotech Ltd. Beijing, China. (Xinhua/Zhang Yuwei)

Liputan6.com, Jakarta - Vaksin covid-19 dari Biotech Sinovac, China sedang menjalani uji klinis fase ketiga di Indonesia. Uji klinis dilakukan di Bandung oleh Tim Riset Uji Klinis dari Universitas Padjajaran (Unpad). Tim Riset membutuhkan 1.620 relawan yang mau disuntik vaksin virus Corona itu.

Pada awalnya, pendaftaran relawan dibuka sejak 27 Juli dan ditutup pada 31 Agustus kemarin, namun saat dikonfirmasi Merdeka.com, Juru Bicara dari Tim Riset Unpad, dr Rodman Tarigan, mengatakan bahwa hingga 1 September 2020, pendaftaran masih dibuka.

Rodman mengungkapkan, jumlah orang yang mendaftar menjadi relawan vaksin covid-19  ini memang banyak sekali. Pada pertengahan Agustus saja sudah melebihi target. Namun Rodman mengakui, tidak semua pendaftar lolos uji kesehatan.

"Saat ini masih dibuka ya pendaftarannya. Ya dibuka karena jumlah yang daftar sama yang lolos tidak sama. Ada yang sudah dipanggil, tapi ternyata tidak jadi datang ke lokasi pemeriksaan. Ada yang tidak jadi. Ada juga yang datang, tapi pas dicek dia sakit," kata Rodman kepada merdeka.com, Selasa (1/9/2020).

Para relawan yang dipanggil untuk diperiksa secara langsung, sudah lolos pendaftaran tahap pertama terlebih dahulu. Para relawan harus memenuhi beberapa kriteria, yang pertama usianya harus di antara 18 sampai 59 tahun dan tidak boleh sedang hamil. Selanjutnya, relawan harus sehat. Tidak boleh punya riwayat penyakit apapun. Rodman mengatakan, banyak relawan yang mengaku tidak memiliki riwayat penyakit saat mendaftar namun saat diperiksa, ternyata memiliki riwayat penyakit komorbid, maupun penyakit lainnya.

"Iya jadi dia ngakunya tidak ada penyakit, tapi pas kita periksa ternyata punya penyakit. Jadinya dia tidak memenuhi kriteria, ya akhirnya tidak bisa kita ikutkan," ungkapnya.

Selain itu, relawan juga harus tinggal di Bandung dan tidak berencana pindah dari Bandung selama penelitian vaksin covid-19 ini belum selesai. Hal ini dikarenakan, para relawan yang sudah disuntikkan vaksin akan selalu dicek kondisi kesehatannya secara berkala selama enam bulan.

Hingga saat ini, totalnya ada 2.300 subjek yang akan disuntikkan. Jumlah tersebut memang melebihi target hampir 700 dari subjek yang dibutuhkan. Namun Rodman menegaskan, memang tidak bisa menyiapkan subjek dengan jumlah yang sama persis dengan target yang akan diriset. Hal ini dikarenakan pada hari H pemeriksaan maupun penyuntikan, subjek yang datang jumlahnya tidak sesuai. Cenderung lebih sedikit karena berbagai macam alasan.

"Totalnya ada sekitar 2.300 subjek. Kalau yang daftar sih masih banyak, tapi ya gitu seperti yang saya bilang. Misalnya di satu titik penyuntikan, seharusnya tanggal sekian 40 orang yang disuntik, tapi yang datang cuma 30 atau 35. Nah sisanya ada yang sakit, ke luar kota, urusan mendadak dan lain sebagainya," ungkapnya.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tambah Dokter

Pasca disuntik, para relawan akan diperiksa secara berkala. Oleh karena itu, syarat utama relawan vaksin Sinovac ini yaitu harus berdomisili di Bandung atau tidak akan meninggalkan Bandung selama riset sedang dilakukan. Rodman berharap, ke depannya para relawan bisa menyesuaikan waktu para peneliti. Sehingga tidak lagi ditemui relawan tersebut tidak datang saat pemeriksaan.

"Yang jadi relawan tidak harus menetap di Bandung dan tidak boleh pergi kemana-mana, boleh pergi-pergi dari Bandung. Misalnya dia ada keperluan di Jakarta, tapi harus kembali lagi. Ada jadwal pemeriksaannya, relawannya yang harus menyesuaikan kita (Tim riset uji klinis)" kata Rodman.

Penyuntikan vaksin Sinovac ini diberikan di beberapa fasilitas kesehatan di Kota Bandung. Di antaranya RS Pendidikan FK Unpad di Sukajadi, Balai Kesehatan Unpad di Dipati Ukur, kemudian empat puskesmas di Garuda, Dago, Sukaparkir dan Ciumbuleuit.

Pada awalnya, telah ditetapkan kapasitas maksimal jumlah dokter yang menyuntik maupun jumlah subjek yang akan disuntik setiap harinya. Namun kata Rodman, kemungkinan kapasitasnya akan ditambah.

"Iya dokter spesialisnya 20 dan dokter umumnya 30 tapi nanti kita lihat lagi, mungkin bisa kita tambah lagi. Untuk jumlah relawan yang disuntik juga tidak selalu 25. Ada yang 30, bahkan di Unpad sama di LBM Eijkman 50 relawan sehari," ujarnya.

Rifa Yusya Adilah

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya