Fakta Hujan Es Terjang Bogor dan Cianjur hingga Penjelasan BMKG

Menurut BMKG, hujan es yang terjadi dihasilkan dari partikel hujan melewati lingkungan yang super dingin. Biasanya suhu lingkungan bisa lebih rendah dari minus 50 derajat Celcius.

oleh Maria Flora diperbarui 24 Sep 2020, 13:01 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2020, 12:03 WIB
es
Butiran es yang mengiringi hujan deras di kawasan Bogor, Jawa Barat, Rabu (23/9/2020) petang. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Jakarta Hujan es sebesar biji jagung gegerkan warga Bogor, Rabu sore, 23 September 2020. Saat melanda sebagian Kota Bogor, hujan es dibarengi petir dan angin kencang.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena hujan es tersebut dihasilkan dari partikel hujan saat melewati lingkungan yang super dingin. Di mana suhunya bisa lebih rendah dari minus 50 derajat Celcius. 

Dari pengakuan warga, fenomena hujan es terjadi selama kurang lebih 45 menit. Mereka bahkan sempat ketakutan, lantaran disertai angin kencang hingga menyebabkan sejumlah pohon tumbang.

"Kejadiannya tidak lama sekitar 45 menit. Selain butiran es, angin kencang tumbangkan pohon dan genteng rumah saya bergeser jadi pada bocor," kata Julaeha, warga Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, saat ditemui Rabu malam.

Selain Bogor, di hari yang sama butiran es sebesar biji kelereng turun di Kota Cianjur, Rabu sore kemarin. Fenomena tersebut berlangsung selama 20 menit.

Cuaca ekstrem tersebut juga diikuti dengan angin kencang hingga menimbulkan kerusakan yang cukup parah pada rumah warga di Desa Cibadak, Kecamatan Sukaresmi Cianjur.

Berikut sejumlah hal terkait fenomena hujan es yang melanda Kota Bogor dan Cianjur, Rabu kemarin:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Hujan Es Disertai Petir dan Angin Kencang

hujan es thumbnail
hujan es thumbnail

Fenomena hujan es yan melanda Kota Bogor terjadi pada pukul 17.00-17.45 WIB disertai petir dan angin kencang dengan kondisi langit gelap.

Kondisi tersebut sempat membuat warga takut. "Takutlah, karena hujan es barengan sama angin kencang," kata Julaeha, warga Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, saat ditemui Rabu malam.

Saat kejadian ia mengaku sedang berada di dalam rumah. Melihat fenomena alam itu, keluar dan menyaksikan secara langsung butiran es di halaman rumahnya.

"Kejadiannya tidak lama sekitar 45 menit. Selain butiran es, angin kencang tumbangkan pohon dan genteng rumah saya bergeser jadi pada bocor," katanya.

Seorang warga di Desa Tapos I, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Firda Septiani juga mengaku kaget ketika hujan turun, genteng rumahnya berbunyi sangat keras. 

"Genteng bunyinya keras banget apalagi ada atap dari fiber jadi bunyinya makin keras. Kirain apa, saya lihat ternyata ada es kecil-kecil di teras," ucapnya.

Dia menuturkan, fenomena hujan es ini jarang terjadi di wilayahnya. Biasanya hanya hujan deras dan angin kencang.

Terjadi di Beberapa Kecamatan

Hujan Es Sebesar Bola Golf Landa Ibu Kota Australia
Es sebesar bola golf berserakan di luar Gedung Parlemen setelah hujan es dan badai di Canberra, Senin (20/1/2020). Badai petir dan hujan es melanda sebagian pesisir timur Australia bersamaan saat sejumlah wilayah yang dilanda kekeringan di Australia dilanda badai debu (HO/Courtesy of Don Arthur/AFP)

Hingga berita ini ditulis belum ada laporan kerusakan yang dilaporkan warga terkait fenomena tersebut. 

Menurut laporan, angin kencang dan hujan es dilaporkan terjadi di beberapa kecamatan kota dan kabupaten Bogor.

Untuk Kota Bogor, fenomena tak biasa tersebut terjadi di Kecamatan Tanahsareal. Sedangkan di Kabupaten Bogor meliputi Kecamatan Dramaga, Ciampea, dan Tenjolaya. 

Hujan Es Sebesar Kelereng

Penampakan hujan es di Cianjur (Achmad Sudarno/Liputan6.com)
Penampakan hujan es di Cianjur (Achmad Sudarno/Liputan6.com)

Jika di Bogor, hujan es yang turun sebesar biji jagung, di Cianjur, Jawa Barat, butiran es turun sebesar biji kelereng. 

Fenomena alam yang terjadi pada Rabu, 23 September ini sempat membuat warga heboh dan viral media sosial.

Dalam laman Facebook yang diunggah akun milik AmelLia IY, terlibat butiran es tampak menumpuk di samping halaman rumah warga di Desa Sukanagalih, Kecamatan Pacet. 

"Iya beneran kejadiannya tadi sore. Itu yang kirim video saudara saya di Sukanagalih," ujar Amellia saat dikonfirmasi.

Informasi yang dia terima, mulanya sang penghuni rumah kaget ketika hujan turun genting rumahnya berbunyi sangat keras. Setelah melihat keluar, dia tak menyangka banyak butiran es berserakan di samping rumahnya.

"Setelah jatuh dari langit, kebawa angin dan air, butiran es numpuk di samping rumahnya," ujar Amelia.

Hujan deras diiringi angin kencang terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Fenomena alam yang jarang terjadi itu berlangsung selama hampir 20 menit.

Butiran es tersebut bahkan dipunguti dan dimasukan ke dalam wadah lalu diabadikan lewat telpon genggam.

Dikonsumsi Warga

Bahkan, ada yang langsung dikonsumsi. Mereka mengaku es yang turun dari langit berkhasiat menyembuhkan penyakit.

"Kalau kata orangtua dulu bisa jadi penurun saat demam," kata Neneng, warga Desa Batulawang, Kecamatan Cipanas.

Hujan es dan angin kencang juga menimbulkan dampak kerusakan terhadap bangunan rumah. Salah satunya di Desa Cibadak, Kecamatan Sukaresmi Cianjur.

Dari rekaman video yang tersebar di WhatsApp, menggambarkan atap bangunan rumah warga rusak parah diterpa angin puting beliung. Tampak dinding depan rumah ambruk.

Karena Suhu Lebih Rendah dari Minus 50 Derajat Celcius

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Citeko, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat memberikan penjelasan terkait fenomena hujan es di Bogor pada Rabu, 23 September 2020.

"Itu hujan es. Fenomena ini terjadi ketika hujan dari awan comulunimbus," ujar Kepala Stasiun Meteorologi Citeko Asep Firman Ilahi dikutip dari Antara.

Menurutnya, butiran es dihasilkan dari partikel hujan melewati lingkungan yang super dingin, biasanya mencapai suhu lingkungan lebih rendah dari minus 50 derajat celcius.

"Kemunculannya bisa dipantau hanya melalui radar atau satelit. Apabila awan cumulonimbusnya besar (giant cumulonimbus) bisa diukur dengan satelit suhu puncak awannya dalam mode infra merah," kata Asep.

Meski begitu, hingga kini Stasiun Meteorologi Citeko belum dapat mengukur curah hujan di wilayah Bogor, pasalnya Kawasan Puncak tempat pengukuran BMKG baru diguyur hujan saat hujan es di wilayah Kota Bogor sudah reda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya