Liputan6.com, Jakarta Polisi telah menetapkan 10 orang tersangka dalam praktik klinik aborsi di kawasan Percetakan Negara III, Jakarta Pusat, Rabu, 23 September lalu.
Kini pihak aparat tengah memburu pembuat situs klinik aborsi ilegal yang diduga menjadi penghubung antara tim ekseskusi di kilinik dan pasien aborsi.
Seperti diketahui sebelumnya, si pemilik klinik aborsi tersebut memanfaatkan sebuah website untuk mempromosikan usahanya.
Advertisement
Terbongkarnya klinik aborsi di Percetakan Negara berawal dari laporan masyarakat. Sempat tutup pada tahun 2004, namun klinik tersebut kembali aktif hingga sekarang terhitung mulai 2017 lalu.
Dari pengakuan DK, salah satu tersangka, setidaknya, ada 32.760 janin yang sudah digugurkan di klinik tersebut.
DK adalah dokter yang bertugas melakukan aborsi. Dia lulusan salah satu universitas di Sumatera Utara dan pernah menjalani koas (ko-asisten) di salah satu rumah sakit.
"Jadi dia tidak sampai selesai, kemudian direkrut oleh si pemilik klinik untuk lakukan praktek aborsi," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus, Rabu, 23 September 2020.
Sementara itu, pada Jumat, 25 September kemarin, telah digelar reka ulang praktik aborsi ilegal dengan menghadirkan kesepuluh orang tersangka di Percertakan Negara.
Berikut kabar terbaru dari hasil rekonstruksi yang digelar polisi dan pemeriksaan kepada 10 tersangka atas keterlibatan dalam praktik klinik aborsi ilegal:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ada Peran Calo Online
Wadir Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Jean Calvijn Simanjuntak mengungkap, ada peran calo online saat si pasien mendaftar melalui website atau lama daring.
Menurut Jean, saat pembagian honor antara calo website dan pihak klinik aborsi, bagian untuk calo ini lebih besar ketimbang pelaku aborsi di klinik tersebut.
"Bila pasien datang dengan menggunakan website, pembagiannya adalah 50 persen untuk calo website itu," jelasnya.
Namun, bila pasien tidak datang lewat website, potongan yang dikenakan untuk calo adalah 40 persen. Artinya, lanjut Jean, honor untuk calo lebih besar daripada tim yang melakukan tindakan aborsi.
"Jadi kami dalami jaringan (calon web) aborsi yang ada. Karena kita melihat pastinya ada hubungan dan keterkaitan," tegas Jean.
Advertisement
Tak Ada Standar Tarif
Jean juga menjelaskan, bahwa tak ada standar tarif yang dipatok klinik aborsi ilegal di Percetakan Negara, Jakarta Pusat. Harga yang ditarik ke pasien sangat beragam.
Hal tersebut terungkap usai rekonstruksi di Jalan Percetakan Negara III, Jakarta Pusat.
"Ternyata tiap pasien biaya yang dikeluarkan pembagiannya sangat bervariasi," kata Jean, Jumat, 25 September kemarin.
Menurut dia, salah satu cara pasien untuk melakukan aborsi ilegal adalah dengan mendaftar melalui website atau lama daring.
Pihak Calo Kini Diburu
Jean menegaskan, mastermind dalam kasus aborsi ilegal di Percetakan Negara adalah calo yang berada di balik website tersebut. Oleh karena itu, penyidik akan melakukan pendalaman untuk mengusut sindikat calo aborsi ilegal.
"Website itu di-created oleh oknum yang kita katakan sebagai calo. Di sini kami temukan bahwa praktek aborsi di sini peran calo sangat besar," ujar Jean usai rekonstruksi di TKP.
Jean menilai, ada skema terstruktur dari jaringan yang dibentuk di situs klinik aborsi ilegal tersebut. Menurutnya, pasien yang hendak aborsi, prosesnya bisa dengan mudah didaftarkan dengan mengakses situs tersebut.
"Siapa pun pasien yang membuka web tersebut ternyata nomornya sudah tertera di situ baru mereka menghubungi tempat aborsi yang mereka ketahui. Ini kita mendalaminya," tegas Jean.
Karenanya dia meyakini bahwa eksistensi klinik aborsi ilegal tidak akan bertahan jika tidak didukung kuatnya jaringan situs tersebut.
"Jadi peran dari calo sangat besar. Tanpa calo, tanpa website untuk rekrutmen pasien ini sangat susah sekali," ujar Jean.
Advertisement