Polisi Sebut Kematian Pendeta di Papua Usaha KKB Sudutkan TNI-Polri

Polisi menduga kelompok kriminal bersenjata (KKB) kerap menebar informasi yang keliru untuk mengadu domba TNI-Polri dengan masyarakat.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 28 Sep 2020, 21:21 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2020, 21:21 WIB
Ilustrasi Kelompok Kriminal Bersenjata
Ilustrasi Kelompok Kriminal Bersenjata (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Polisi menduga kelompok kriminal bersenjata (KKB) kerap menebar informasi yang keliru untuk mengadu domba TNI-Polri dengan masyarakat.

Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Awi Setiyono menyebut, salah satunya mengenai kasus penembakan pendeta Yeremia Zanambani di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.

"Selama ini, memang propaganda KKB selalu menyudutkan dan menyalahkan Polri dan TNI di sana," kata Awi di Mabes Polri, Senin (28/9/2020).

Awi menerangkan, TNI-Polri telah membuat tim gabungan untuk mencari tahu KKB penembak pendeta Yeremia Zanambani. Tentunya, hasil investigasi akan diumumkan ke publik.

"Di sana sudah ada tim gabungan Polri dan TNI yang sedang melakukan penyelidikan. Kita sama-sama tunggu nanti hasilnya tentunya dari tim gabungan akan merilis," ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tim Khusus

Sebelumnya, pemerintah melalui Deputi V Kantor Staf Presiden Jaleswari Pramodhawardani menyampaikan bakal membentuk tim investigasi dengan melibatkan pihak gereja, masyarakat adat dan pemerintah daerah.

Jaleswari mengatakan, pemerintah berkomitmen menjaga hak keadilan dari almarhum sebagai warga negara Indonesia. Siapapun pihak yang bersalah akan ditindak tegas.

Dia mengatakan seruan dari Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Anggota DPR RI Dapil Papua, organisasi gereja dan masyarakat di Papua atas kasus ini, sudah diterima dengan baik oleh pemerintah. Jaleswari mengapresiasi peran aktif dari masyarakat Papua untuk penuntasan kasus ini.

"Pemerintah mengajak seluruh pihak untuk mengedepankan sikap tenang dan bersama-sama menjaga perdamaian di tanah Papua," tegas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya