Tangani Covid-19, Jokowi: Jangan Dianggap Pemerintah Mencla-Mencle

Jokowi menilai PSBM atau mini lockdown lebih efektif dalam menekan angka penyebaran Covid-19.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 04 Okt 2020, 08:05 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2020, 08:05 WIB
Jokowi ke NTT
Presiden Jokowi

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan pemerintah telah melakukan berbagai strategi untuk menekan Covid-19 di Tanah Air, selama tujuh bulan ini. Pemerintah pun terus menyesuaikan kebijakan untuk menemukan solusi terbaik dalam menangani pandemi corona.

"Penyesuaian kebijakan itu, jangan dianggap pemerintah mencla-mencle, Covid-19 ini masalah baru," kata Jokowi dalam sebuah video yang diunggah di Youtube di Sekretariat Presiden, Sabtu 3 Oktober 2020.

Misalnya, kata dia, kebijakan pembatasan sosial yang harus disesuaikan dengan kondisi saat ini. Jika di awal pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), kini Jokowi menekankan pentingnya Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) dalam mengendalikan Covid-19.

Jokowi menilai PSBM atau mini lockdown lebih efektif dalam menekan angka penyebaran Covid-19. Kebijakan ini juga disebut tidak berdampak pada perekonomian sebab hanya membatasi aktivitas di lingkup kecil yang menjadi sumber penularan virus.

"Kita buat lebih terarah, spesifik, tajam, dan fokus mengatasi masalah Covid tapi tidak membunuh ekonomi dan kehidupan masyarakat," jelasnya.

Jokowi menekankan bahwa hingga kini belum ada negara yang berani mengklaim telah menemukan solusi terbaik melawan Covid-19. Menurut dia, penanganan dan kebijakan yang diterapkan masing-masing negara pun berbeda-beda.

"Jadi kita pun harus terus menyesuaikan diri, mencari cara terbaik yang paling cocok dengan situasi kita," ucap dia.

Jokowi mengklaim penanganan Covid-19 di Indonesia tidak buruk, bahkan cukup baik. Dalam jumlah kasus dan kematian, dia menyebut, Indonesia jauh lebih baik dibandingkan negara-negara lain dengan jumlah penduduk yang besar.

Berdasarkan data per 2 Oktober 2020 yang dipaparkan Jokowi, Indonesia berada di peringkat 23 total kasus positif dengan jumlah sebanyak 295.449. Di atas Indonesia, ada Amerika Serikat dengan 7.495.136 kasus, India 6.397.896 kasus, Brazil 4.849.229 kasus, Rusia 1.194.643 kasus, dan Kolumbia dengan 835.339 kasus.

"Sebaiknya, kalau membandingkan ya seperti itu, kalau Indonesia dibandingkan dengan negara-negara kecil yang penduduknya sedikit, tentu perbandingan seperti itu tidak bisa menggambarkan keadaan yang sebenarnya," tuturnya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Waspada dan Kerja Keras

Sementara dalam hal ekonomi, Jokowi menyampaikan pencapaian Indonesia juga tidak begitu buruk. Kendati begitu, dia mengakui bahwa ekonomi Indonesia menurun akibat pandemi corona.

"Tapi mana ada negara yang tidak menurun ekonominya? Bahkan ada banyak negara lain yang harus memikul beban ekonomi yang jauh lebih parah," ujar Jokowi.

Dari data Jokowi, ekonomi Indonesia di kuatal II 2020 terkontraksi minus 5,3 persen. Angka tersebut dinilai masih lebih terjaga ketimbang negara beberapa negara Asia Tenggara seperti, Malaysia yang ekonominya anjlok minus 17,1 persen di kuartal II 2020.

Kondisi serupa juga terjadi pada Filipina yang pertumbuhan ekonominya minus 16,5 persen, Singapura minus 13,2 persen, dan Thailand minus 12,2 persen. Dari data yang sama, ekonomi negara-negara maju seperti, Inggris juga minus 21,7 persen dan Amerika Serikat minus 9,5 persen di kuartal II 2020.

"Sekali lagi, pencapaian kita sejauh ini tidak buruk, angka-angkanya jelas, tapi jangan membuat kita terlena, kita harus waspada, kita harus tetap bekerja keras," pungkas Jokowi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya