Jokowi Minta Menteri Antisipasi Dampak La Nina ke Sektor Pertanian

Jokowi juga meminta agar informasi terkait perkembangan cuaca segera disebarluaskan ke pemerintah daerah.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 13 Okt 2020, 10:17 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2020, 10:12 WIB
Jokowi Buka Raker Kementerian Perdagangan 2020
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan 2020 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Jokowi mengingatkan jajaran Kemendag agar segera mencari jalan keluar dari krisis yang disebabkan oleh virus corona (covid-19). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta para menterinya untuk mengantisipasi dampak fenomena La Nina ke sektor pertanian. Pasalnya, curah hujan diprediksi akan meningkat hingga 40 persen akibat fenomena La Nina.

"Dampak dari La Nina ini terhadap produksi pertanian agar betul-betul dihitung," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas secara virtual, Selasa (13/10/2020).

Selain itu, dia juga mengingatkan jajarannya untuk mewaspadai peningkatan curah hujan terhadap sektor perikanan dan perhubungan. Jokowi menyebut peningkatan curah hujan kali ini cukup tinggi dan berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi seperti, banjir dan longsor.

Dia juga meminta agar informasi terkait perkembangan cuaca segera disebarluaskan ke pemerintah daerah. Hal ini agar pemerintah daerah dan masyarakat dapat mengantisipasi terjadinya bencana hidrometeorologi.

"Sehingga tahu semuanya sebetulnya curah hujan bulanan ke depan ini akan terjadi kenaikan seperti apa," tutur Jokowi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Persiapan Banjir dan Longsor

Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meminta kepada seluruh pemerintah daerah untuk bersiap siaga dalam mengantisipasi terjadinya bencana banjir dan longsor. Hal ini seiring memasuki musim penghujan.

"Lakukan langkah persiapan, apel siap siaga setiap hari, cek perahu, cek tenda, obat-obatan, makanan siap saji, keperluan ibu hamil dan anak balita, selimut dan lain-lain. Siapkan lebih awal," ujar Doni dalam konferensi pers secara virtual yang dipantau di Jakarta, Senin 12 Oktober 2020.

Dia menjelaskan saat ini sedang terjadi anomali cuaca di mana curah hujan menjadi lebih banyak dan lebih cepat jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Doni menjelaskan pada tahun lalu di bulan Oktober masih terjadi sejumlah kebakaran hutan dan lahan di beberapa provinsi Indonesia. Sedangkan, pada tahun ini di bulan yang sama malah terjadi peningkatan curah hujan yang tinggi di daerah karhutla tersebut.

Mengutip informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Doni mengatakan kondisi cuaca Indonesia akan mengalami peningkatan curah hujan selama tiga bulan ke depan dan bahkan akan berlangsung hingga Maret 2021. Peningkatan curah hujan ini dikarenakan adanya fenomena La Nina.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya