Liputan6.com, Jakarta - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Cissy Rachiana Sudjana Prawira Kartasasmita menegaskan, vaksin Covid-19 Sinovac tidak menimbulkan efek samping berbahaya bagi manusia. Hal itu ditandai dengan vaksin Sinovac sudah memasuki uji klinis tahap tiga.
Pernyataan ini menanggapi informasi yang mempertanyakan keamanan dan efektivitas vaksin Sinovac.
"Kalau tidak aman, uji klinik sudah dihentikan dari awal, dengan kata lain tidak boleh naik kelas. Ini sudah bisa dikatakan aman, fase satu sudah ada report-nya, aman, kemudian dilanjutkan dengan fase dua, sudah dilaporkan aman," kata Cissy, Jumat (30/10/2020).
Advertisement
Cissy mengatakan, uji klinis vaksin Sinovac sudah mengikuti protokol yang benar. Laporan uji klinis vaksin Sinovac tahap satu dan dua juga sudah dipublikasikan melalui jurnal yang sangat terakreditasi.
"Dalam jurnal tersebut dikatakan uji klinik fase satu dan dua dari vaksin Covid-19 Sinovac sudah aman, itu bagus sekali. Tapi memang laporan uji klinik fase tiga memang belum ada karena yang di Brasil mungkin baru selesai bulan Oktober ini dan yang di Indonesia baru selesai tahun depan. Sebaiknya kita tunggu hasil dari uji klinik fase tiga," ujarnya.
Uji klinis tahap tiga vaksin Sinovac tak hanya dilakukan di Indonesia, tapi juga di sejumlah negara lain di dunia, termasuk negara produsennya, yakni China. Uji klinis fase tiga di Indonesia dipandang penting untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.
1,5 Juta Dosis Vaksin Sinovac
"Apakah setelah divaksinasi, seseorang itu bisa jadi sakit atau tidak dan memang salah satu syarat dari uji klinik fase tiga harus dilakukan di lebih dari satu center,” ujar Ketua Satgas Imunisasi IDAI dan Ketua Pokja Vaksinasi Peralmuni ini.
Pemerintah berencana mendatangkan 1,5 juta dosis vaksin Sinovac pada pekan pertama November mendatang. Namun, kemungkinan besar rencana tersebut diundur lantaran belum mendapatkan emergency use authorization (EUA) atau persetujuan penggunaan vaksin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Selain vaksin Sinovac, pemerintah juga akan menyediakan vaksin CanSino dan Sinopharm. Pengiriman vaksin Sinopharm rencananya akan dilakukan selama dua kali. Pertama, dikirim 100.000 dosis vaksin pada November 2020. Tahap kedua, sekitar 15 sampai 20 juta untuk tahun 2021.
Sedangkan vaksin CanSino akan didatangkan sebanyak 15 juta dosis vaksin tahun ini. Sebanyak 5 juta dosis di antaranya mulai dikirim pada November 2020.
Reporter: Titin Supriatin
Advertisement