Dukung Seruan Boikot, PKS: Kalau Perlu Pulangkan Duta Besar Prancis

Anggota Fraksi PKS DPR RI, Toriq Hidayat mendukung seruan tersebut. Seruan ini diharapkan menjadi efek jera bagi Prancis.

oleh Yopi Makdori diperbarui 01 Nov 2020, 10:19 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2020, 10:12 WIB
PKS
Presiden PKS Ahmad Syaikhu. (twitter @PKSejahtera)

Liputan6.com, Jakarta - Seruan boikot produk Prancis sudah disuarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan sejumlah ormas Islam di tanah air, di antaranya Ikatan Da’i Indonesia (Ikadi).

Anggota Fraksi PKS DPR RI, Toriq Hidayat mendukung seruan tersebut. Seruan ini diharapkan menjadi efek jera bagi Prancis.

“Dengan mendukung dan menjalankan seruan MUI tersebut diharapkan menjadi efek jera bagi Prancis dan bagi negara-negara lain yang terus melakukan pelecehan dan penistaan terhadap Nabi Muhammad,” tegas Toriq dalam siaran pers yang dikutip pada Minggu (1/11/2020).

Politikus PKS ini menegaskan bahwa seruan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas-ormas Islam tentang pemboikotan produk Prancis, juga untuk menunjukkan kecintaan umat Islam terhadap Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang kartun Nabi Muhammad SAW dapat menyulut permusuhan. Alasan kebebasan berpendapat yang dilontarkan Macron itu tidak bisa diterima,” tegas Toriq.

Menurutnya, jika ada umat Islam yang melakukan tindak kekerasan, jangan hanya mereka yang disalahkan. Karena itu merupakan dampak dari pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron sendiri.

“Dalam melihat setiap masalah yang terkait dengan umat Islam, negara-negara barat tidak berlaku adil dan jujur. Karena biasanya mereka hanya melihat apa yang terjadi dan enggan mencari akar penyebab mengapa hal itu terjadi,” ujarnya.

Anggota Komisi I DPR RI ini menegaskan Emmanuel Macron harus mencabut ucapannya dan meminta maaf kepada umat Islam untuk menghindari semakin besar gerakan perlawanan umat Islam.

“Saya yakin jika dia mau meminta maaf atas sikap dan tindakannya tersebut, maka umat Islam pasti akan memaafkannya sehingga api permusuhan yang sudah menyala akan bisa padam secepatnya,” ujar Toriq.

Menurut anggota DPR sekaligus Dewan Pembina Ikadi Tasikmalaya ini, umat Islam adalah umat yang paling toleran, menghargai perbedaan, dan tidak memaksa orang lain untuk mengikuti keyakinannya.

Akan tetapi jika simbol agamanya diganggu, maka umat Islam akan melakukan perlawanan sampai titik darah penghabisan.

"Oleh sebab itu senada dengan Ikadi, PKS juga akan mendesak pemerintah Indonesia agar mengambil sikap tegas dan langkah diplomatik konkrit, bahkan kalau perlu memulangkan Duta Besar Prancis," ucapnya.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jokowi Kecam Pernyataan Macron

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan bahwa Indonesia mengecam aksi kekerasan yang terjadi di Paris dan Nice. Indonesia juga mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron karena dianggap telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia.

"Indonesia juga mengecam keras pernyataan Presiden Prancis yang menghina agama Islam, yang telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia," kata Jokowi saat konferensi pers secara virtual dari Istana Merdeka Jakarta, Sabtu (31/10/2020).

Jokowi menyebut, pernyataan Macron dapat memecah belah persatuan antar umat beragama di dunia. Padahal, saat ini dunia tengah dilanda pandemi virus corona (Covid-19).

"Di saat dunia memerlukan persatuan untuk menghadapi pandemi Covid-19," ucapnya.

Jokowi menyatakan, kebebasan berekpresi yang mencederai kehormatan, kesucian, dan kesaklaran nilai-nilai serta simbol agama tidak bisa dibenarkan. Dia menekankan bahwa terorisme tidak ada hubungannya dengan agama apapun.

"Mengaitkan agama dengan tindakan terorisme sebuah kesalahan besar," ujar Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya