Bupati Bogor Sebut Calon Penerima Ragukan Vaksin Covid-19

Masyarakat juga sangat meragukan vaksin yang diimpor dan atau diproduksi dalam negeri tersebut telah terbukti aman dan efektif.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 01 Nov 2020, 22:23 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2020, 22:23 WIB
Ade Yasin
Ade Yasin

Liputan6.com, Jakarta - Kabupaten Bogor akan menjadi salah satu daerah penerima vaksin Covid-19 yang diimpor dan atau diproduksi dalam negeri.

Pemerintah Kabupaten Bogor dikabarkan mendapat jatah 1,2 juta vaksin. Tenaga kesehatan dan pegawai yang bersentuhan langsung dengan masyarakat serta penduduk yang tinggal di zona merah penyebaran Covid-19 akan menjadi prioritas penerima vaksin.

Namun, persoalan muncul ketika Pemerintah Kabupaten mendata calon penerima vaksin. Sebagian besar masyarakat yang tinggal di zona merah mengaku takut terhadap efek samping vaksinasi.

"Alasannya banyak. Rata-rata masyarakat takut terjadi apa-apa setelah divaksin," kata Bupati Bogor, Ade Yasin, Minggu (1/11/2020).

Masyarakat juga sangat meragukan vaksin yang diimpor dan atau diproduksi dalam negeri tersebut telah terbukti aman dan efektif.

"Karena saat kita tanya, mereka ragu dan tidak semangat untuk divaksin, padahal ini gratis. Anggapannya belum ada contoh yang sudah divaksin, sehingga mereka meragukan vaksin yang akan diujikan," kata dia.

Ade mengamini bahwa hal tersebut terjadi lantaran kurangnya sosialisasi. Karena itu, Pemkab Bogor akan menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat yang menjadi prioritas penerima vaksin.

"Makanya kita harus masifkan kembali sosialisasi ini kepada masyarakat. Terutama testimoni soal vaksin," ujarnya.

Pemkab Bogor juga berencana akan membuka pendaftaran relawan untuk disuntik vaksin. Namun, pesertanya harus warga Kabupaten Bogor dan masuk dalam 11 kategori calon penerima vaksin.

"Saya juga sudah minta kepada Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor untuk membuka pendaftaran ini secara online, siapa yang berminat di vaksin, baik dari segi profesi dan usia produktif," terangnya.

Pendaftaran relawan tersebut, lanjut Ade, untuk menyakinkan masyarakat bahwa uji klinis yang telah disuntik vaksin Covid-19 aman dan tidak ada efek samping.

"Kita nantinya memunculkan testimoni dari orang-orang yang sudah di aksin untuk menghilangkan keraguan masyarakat," ujarnya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Terima 1,2 Juta Vaksin

Saat ditanya kapan Kabupaten Bogor mendapat bantuan vaksin, Ade mengaku belum mendapatkan informasi lebih lanjut dari pemerintah pusat.

"Kita belum ada info lagi soal vaksinasi ini. Terakhir, kita baru diminta untuk siapkan data saja by name dan by address. Kita juga masih menunggu arahan lanjutan dari pemerintah," tutupnya.

Ade menerangkan, masing-masing daerah mendapat jatah vaksin sebesar 20 persen dari jumlah penduduk yang ada. Sementara penduduk di Kabupaten Bogor sendiri kurang lebih berjumlah 6 juta jiwa.

"Kabupaten Bogor paling banyak, karena di kita jumlah penduduknya juga paling banyak. Jika 20 persen dari 6 juta penduduk, berarti sekitar 1,2 juta vaksin," ujar Ade Yasin.

Selain itu, Kabupaten Bogor menjadi prioritas pemberian vaksin Covid-19 karena termasuk wilayah yang menjadi perhatian dalam penanganan Covid-19, yakni Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek).

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya