Liputan6.com, Jakarta - Video jenazah pasien Covid-19 di Probolinggo dengan wajah penuh darah dan bola mata tak ada viral di media sosial.
Jasad Pasien Covid-19 itu disebut seorang perempuan berinisial MH (49), warga Desa Alastengah, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo.Â
Dalam video amatir berdurasi 13 detik itu bahkan terdengar puluhan orang berteriak dan menangis histeris. Namun, belakangan diketahui video viral jenazah Covid-19 dengan bola mata hilang adalah tidak benar alias hoaks.Â
Advertisement
Hal ini pun dibantah keras oleh koordinator penegakan hukum Satgas Covid -19 Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Ugas Irwanto.
"Sudah kami telusuri, pasien ternyata memiliki riwayat stroke dan hipertensi. Mengakibatkan pembuluh darah di bagian kepala pecah hingga menimbulkan pendarahan di sejumlah bagian," jelas Unggas.
Berikut penjelasan lengkapnya:Â Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kronologi
Kapolsek Paiton, AKP Noer Choiri menyayangkan informasi yang beredar dan menjelaskan awal mula kejadiannya.
Pemulasaraan jenazah almarhum dilakukan oleh Tim RSUD dr. Moch Saleh Kota Probolinggo, Kamis sekitar pukul 16.00 WIB.
Sekitar pukul 18.45 WIB, jenazah tiba di musala Baitul Mustaqim depan rumah almarhumah. Di dalam musala, tutup peti jenazah dibuka oleh keluarga. Dengan kantong mayat dalam posisi telungkup (resleting di bawah).
Setelah kantong mayat dibalik dan resleting dibuka, ternyata berlumuran darah. Wajah jenazah berlumuran darah di dalam plastik pembungkus jenazah. Sehingga keluarga dan pentakziah histeris dan marah-marah kepada petugas pengamanan.
Jenazah lantas dimandikan kembali oleh keluarga di depan musala pada pukul 19.15 WIB. Proses itu disaksikan pentakziah. Kondisi itu, oleh kedua tokoh agama kemudian diumumkan kepada warga masyarakat.
"Apa yang diduga salah satu organ tubuh dicongkel tidak terbukti," jelas Kapolsek Paiton, AKP Noer Choiri.
Penjelasan ini sontak membantah narasi yang dibeberkan oleh si pengunggah video yang menyebut bola mata jenazah tersebut hilang.Â
Advertisement
Jenazah Menderita Darah Tinggi dan Stroke
Keterangan yang dibeberkan dalam video viral itu pun dibantah keras oleh Ketua Koordinator Penegakan Hukum Satgas COVID-19 Jawa Timur.Â
Ugas Irwanto menyebut jenazah merupakan pasien positif Covid-19 yang memiliki riwayat stroke dan hipertensi.
Kondisi tersebut mengakibatkan pembuluh darah di bagian kepala pecah. Sehingga kemudian menimbulkan pendarahan di sejumlah bagian.
"Di antaranya, melalui bagian mata. Jenazah tersebut, akhirnya memang dibuka dan dimandikan kembali oleh pihak keluarga. Disaksikan tokoh agama setempat," kata Ugas, Jumat, 6 November 2020Â dikutip dari Times Indonesia.
Kedua tokoh agama tersebut, kembali mengumumkan kepada warga. Kondisi tubuh almarhum tidak kurang satupun masih lengkap. Usai itu, warga meninggalkan lokasi pemakaman.
7 Penyebar Hoaks Ditangkap
Polres Probolinggo akhirnnya menangkap ketujuh pelaku penyebar hoaks pasien Covid-19 yang mengeluarkan darah dengan bola mata yang hilang.Â
Ke tujuh orang itu terdiri dari enam laki-laki dan satu perempuan yakni berinisial SD (33), MS (28), RH (24), SF (24), dan ML (25) yang merupakan warga Kecamatan Paiton. Kemudian NS (40) warga Kecamatan Kraksaan, dan MI (25), warga Kecamatan Pakuniran.
"Kami berhasil mengamankan tujuh orang yang diduga turut serta menyebarkan video hoaks tentang jenazah pasien positif COVID-19 yang dicongkel matanya tersebut," kata Kasat Reskrim Polres Probolinggo, AKP Rizki Santoso, saat menggelar konferensi pers di halaman Mapolres Probolinggo, Sabtu kemarin.
Pihak keluarga almarhum pasien positif COVID-19 dan perwakilan Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Probolinggo juga mendampingi Kasat Reskrim Polres Probolinggo dalam memberikan keterangan saat konferensi pers tersebut.
"Dalam pengembangannya nanti akan kami dalami dan telusuri lagi terkait dengan pelaku lainnya, sehingga status ketujuh warga yang diamankan tersebut masih sebatas saksi," tuturnya.
Â
Advertisement