IDI Sebut 162 Dokter Gugur Akibat Terinfeksi Covid-19

Lonjakan kasus positif Covid-19 di Indonesia disebut sangat berpengaruh terhadap angka kematian dokter.

oleh Yopi Makdori diperbarui 16 Nov 2020, 01:10 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2020, 01:10 WIB
PSBB Transisi DKI Jakarta Diperpanjang
Pedagang kaki lima melintasi mural bertemakan Imbauan Protokol Kesehatan Covid-19 di kawasan Bukit Duri, Jakarta, Minggu (25/10/2020). Gubernur DKI Anies Baswedan kembali memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi hingga 8 November 2020. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Tim Mitigasi PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi menyampaikan, bahwa per 10 November 2020 sudah ada 159 dokter gugur akibat terinfeksi Covid-19.

Jika ditambah dengan kasus meninggal sejak 10 November 2020 hingga hari ini, Minggu (15/11/2020) maka total ada 162 dokter telah gugur akibat Covid-19.

"Kemudian antara 10 November hingga sekarang ada beberapa dokter ada dua atau tiga dokter yang meninggal dikarenakan Covid," ujar Adib dalam konferensi pers di kanal Youtube BNPB Indonesia pada Minggu (15/11/2020).

Dia menuturkan, lonjakan angka kasus positif Covid-19 di Indonesia begitu berpengaruh terhadap angka kematian dokter. Lonjakan ini salah satunya disebabkan lantaran kondisi dan aktivitas masyarakat.

"Bulan Mei kenaikan lonjakan 20 persen, bulan Agustus 10 persen, dan saat ini sudah ada kemungkinan lonjakan kasus salah satu faktornya adalah hal-hal yang berkaitan dengan mobilitas masyarakat," kata Adib.

"Kasus positif rate yang terjadi di masyarakat juga berdampak pada lonjakan kasus kematian, kesakitan yang pada dokter dan tenaga kesehatan," sambungnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Taati Protokol Kesehatan

Angka Pasien Terkonfirmasi Covid 19 di Jakarta Masih Tinggi
Pengendara motor melintasi mural bertuliskan protokol kesehatan COVID-19 di Kawasan Kota Bambu, Jakarta, Selasa (20/10/2020). Sehingga total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 373.109 kasus dengan DKI Jakarta tetap menduduki peringkat pertama dengan 1.000 kasus. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dia menerangkan, lonjakan kasus positif Covid-19 pada Mei dan Agustus 2020 juga turut meningkatkan angka kematian dokter dan tenaga kesehatan akibat virus ini.

"Kami tidak berharap ini juga akan terjadi pada bulan-bulan ini, dan seperti yang disampaikan oleh teman dokter tadi yang bertugas bahwa yang perlu kita ingin sampaikan kepada kepada seluruh masyarakat garda terdepannya adalah masyarakat. Kami itu benteng terakhirnya, kami menunggu jangan sampai ada yang sakit," tegasnya.

Oleh karenanya, menurut Adib Khumaidi masyarakat diimbau untuk menaati protokol kesehatan.

"Protokol 3 M, mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak itu akan menurunkan penularan lebih dari 90 persen. Jadi itu yang perlu menjadi perhatian sehingga mau tidak mau garda terdepannya adalah masyarakat," pungkas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya